Lihat ke Halaman Asli

Karya Dunia Hening

Diperbarui: 10 Maret 2018   14:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kreativitas Dunia Hening. Foto: Ummi Azzura

Memiliki kemampuan intelektual dan kreativitas tinggi menjadi harapan setiap orang. Dengan kemampuan intelektual yang tinggi menjadikan seseorang kritis dalam berpikir serta memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Hal itu akan lengkap lagi dengan keterampilan dengan kreativitas yang tinggi. Menjadikan kemampuan seseorang menjadi lengkap.  Tinggal bagaimana memanfaatkannya dengan baik.

SLB-B YPPALB Kota Magelang. Foto: Ummi Azzura

Tak ubahnya dengan anak-anak SLBB YPPALB Kota Magelang ini. Dengan segala keterbatasan, penyandang disabilitas tuna rungu ini mampu membuktikan kreativitasnya.

Karya Nyata. Foto: Ummi Azzura

Berkat bimbingan dari guru-guru yang sabar, anak-anak yang terlihat sebaya, namun memiliki jenjang pendidikan berbeda. Ada yang dari SD, SMP, dan SMA. Mereka membuat kerajinan tangan yang hasilnya luar biasa.

Batik. Foto: Ummi Azzura

Batik tulis yang dipajang di tempat pameran ini merupakan karya anak-anak, bukan karya titipan. Hasilnya bagus. Dengan motif Magelang, seperti kebon polo, bayeman, dan lain sebagainya. Terlihat seorang alumni SLB berwajah cantik mendemonstrasikan kegiatannya dalam membatik menggunakan canting. Hasilnya bagus karena dibuat sepenuh hati, hati-hati, dan tekun.

Membuat Bunga dari Botol Bekas. Foto: Ummi Azzura

Ada lagi seorang anak laki-laki yang menggunakan alat sejenis soldier membuat bunga-bunga dari botol air mineral bekas. Penuh konsentrasi dia membuatnya dan hasilnya tak pernah terbayangkan. Sangat unik dan ada sentuhan 'art' nya.

Pak Budi, salah satu pengajar SLB menyampaikan, anak-anak ini diarahkan sesuai dengan kemauan dan potensinya. Ada salah satu anak yang hobi mendesain. Mendesain gantungan kunci sederhana bisa ia lakukan dengan cepat. Bahkan anak ini sudah bisa mendesain robot yang dibuat dari kertas untuk dibongkar pasang Robot Paper Toy).

Gantungan Kunci. Foto: Ummi Azzura

Di sekolah ada juga beberapa mesin jahit, namun karena keterbatasan kemampuan guru untuk mengajar menjahit, sehingga mesin jahit sering menganggur, sambung Budi. Jika ingin mengundang guru tamu sekolah belum mampu memberikan honor. Akhirnya kami hanya mengajarkan keterampilan sederhana. Seperti tempat tissue, sarung bantal, dsb.

Membuat Kerajinan Tangan. Foto: Ummi Azzura

Karya anak-anak ini mahal 'nilai'nya tapi bukan mahal harganya, kata Pak Budi. Kenapa, karena untuk bisa menjadikan anak-anak bisa membuat sendiri dengan kreativitas sendiri membutuhkan proses, waktu yang panjang, dan kesabaran yang luar biasa.

Jika ada yang ingin minta hasil karya anak-anak, akan kami berikan. Kami justru bangga. Artinya anak-anak dengan kemampuannya mampu memberikan karyanya. 'Wong' mereka diajak pameran saja mereka sangat senang.

Namun jika ada seseorang yang ingin membeli kemudian menawar tanpa memberikan penghargaan atas hasil jerih payah anak-anak saya sangat sedih. Tutup Budi berkaca-kaca. Nampak kesedihan menggantung di matanya. Terlihat pula ketulusan pengabdiannya membimbing anak-anak disabilitas ini.

Di sini ada pelajaran yang bisa diambil. Bahwa kreativitas itu mahal nilainya jadi harus dihargai. Jangan sampai menilai sesuatu dari siapa namun menilai hasil kreativitas itu sendiri seperti apa. (Ummi Azzura Wijana)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline