Umi Azzurasantika : 95
Tuan,
Di mana dirimu?
Banyak nyawa-nyawa menggelepar
Merasai dunia yang semakin tawar
Asin manis jadi pait hambar
Di mana-mana busung lapar
Pukulan telak kaum sudra bagai halilintar
Tuan,
Di mana dirimu?
Petani tak temukan pupuk
Tidurpun tak lagi di kasur empuk
Mereka sudah jatuh terkena timpuk
Garu dan bajak sudah remuk
Tergerus besi dan semen kemaruk
Tuan,
Coba lihat
Nelayan berpayah menebar jala
Tak satupun ikan terjebak di dalamnya
Segalanya telah terampas paksa
Dibawa bandar-bandar bernafsu jumawa
Hanya teri-teri tersisa penyambung nyawa
Tuan,
Coba lihat
Sepatumu mengkilap
Dasi kemejamu rapi terlihat
Rupiahmu tertimbun bersekat-sekat
Tapi ucapan kelakuanmu penuh muslihat
Rasamu mati tertutup beringas nafsu jahat
Tuan,
Jika kau masih punya nurani
Datanglah ke sini
Beras membumbung tinggi
Susu tak terbeli
Pandang dengan hati
Jangan lagi simpan tirani
Mereka butuh kau cintai
Butuh mukti
Butuh sekolah tinggi
Bukan sekedar terima manis janji
UmiAzz, 01032015