Kemampuan seseorang "mendengar" ternyata tidak semudah yang dipikirkan. Pada kenyataannya, lebih banyak orang yang berada pada posisi ingin "didengarkan". Posisi ingin didengar sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari obrolan biasa yang ringan sampai yang serius dan berat. Mungkin kita bisa mencermati dalam keseharian kita ketika bertemu dengan teman, sahabat atau siapapun, baik teman lama atau teman baru. Perbincangan yang terjadi akan segera menunjukkan apakah seseorang dominan
"mendengar" atau "didengar".
Mungkin tidak setiap orang akan menyadari tentang klasifikasi dua golongan manusia tersebut dan kemudian mengkategorikan diri di bagian yang mana. Berdasar pengalaman saya yang sedikit, kita kadang tidak sadar berada posisi yang mana. Kebanyakan orang akan lebih suka didengarkan, dan lebih sedikit yang memiliki kesediaan dan keluasan hati untuk mendengarkan. Apa pentingnya?
Menurut saya, sangat penting karena kadang kita berada pada situasi yang semua orang ingin berbicara, berkeluh kesah atau menceritakan apa yang terjadi pada dirinya, keluarga, kantor, atasannya, bawahannya dan sebagainya. Jika kita tidak menyadari dan mengerem diri maka kita akan melakukan hal yang sama. Akhirnya, perbincangan menjadi tidak berkesan dan tidak masuk ke dalam hati karena seperti kata-kata yang bersliweran saja. Apalagi jika kita berbincang dengan seseorang yang sedang mengalami permasalahan hidup yang tidak mudah. Mereka biasanya membutuhkan tempat untuk "membuang sampah" saja atau memang bercerita untuk meminta saran atau solusi. Kemampuan mendengarkan menjadi sangat penting agar membantu mereka supaya lebih lega, ditemani dan didukung.
Ayo ambil jarak, mulailah "mendengarkan" lebih banyak dibandingkan "ingin didengar". Minimal, kita berguna bagi orang lain meski kita tidak bisa memberikan apa-apa. Menjadi teman berbincang dan curhat juga bisa menjadi ibadah asalkan kita niatkan untuk membantu dan membahagiakan mereka
Purwokerto, 15 Desember 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H