Saya sempat tidak percaya ketika telat menstruasi lebih dari dua minggu dan test pack menunjukkan saya positif hamil. Whatttt??? Hamil???Kehamilan yang tidak direncanakan membuat saya sedikit "syok" karena otak saya penuh dengan berbagai macam kekhawatiran. Jujur saja, awalnya saya berpikir tidak ingin punya anak lagi karena sudah merasa cukup dengan 3 anak yang sudah beranjak besar. Aktivitas saya sebagai ibu bekerja juga sudah normal dan stabil..Tapi rupanya Allah berkehendak lain, rejeki anak ke 4 datang setelah saya merayakan ultah ke 40. Awal kehamilan, saya mengunjungi dokter kandungan langganan saya. Setelah bertemu dengan dokter, saya jadi lemas karena dokternya terkesan menyalahkan saya karena hamil di usia resiko tinggi. Saya bilang: Lha wong sudah terlanjur jadi, memangnya saya bisa apa dok? Mungkin Allah menitipkan anak ini karena percaya saya bisa merawatnya dengan baik. Bla bla blaa.. dokter menjelaskan berbagai resiko yang akan saya tanggung. Perkataan dokter membuat saya menjadi khawatir. Tapi saya merasa sehat dan baik-baik saja. Bahkan saya melakukan check up kolesterol, gula darah, protein urin, dsb. Semua normal dan baik. Lalu,apa yang harus dikhawatirkan? Sebelumnya, saya telah melewati masa hamil yang berat. Empat kehamilan sebelumnya (3 anak, 1 keguguran) saya lalui dengan penuh perjuangan: mual muntah sepanjang hamil hingga menjelang melahirkan. Namun, hamil anak ke 4 ini terasa lebih ringan karena saya bisa menyantap hampir semua jenis makanan, merasa lebih sehat dan kuat. Namun, ketika saya mengunjungi dokter kandungan (beberapa dokter kandungan saya datangi), rata-rata mengkhawatirkan kehamilan karena faktor usia.Bla bla bla... sama saja yang mereka khawatirkan.Layanan dokter dan tenaga medis lain menurut saya ikut berperan dalam membentuk sikap negatif terhadap kehamilan usia 40+. Apa yang dikatakan tentang sisi negatif hamil di usia 40+ justru memerburuk situasi batin, otak dan mungkin fisik ibu hamil. Bahkan ada beberapa orang yang berusaha menggugurkan kandungan karena alasan takut karena sudah tua,takut resiko, malu, atau alasan lain. Menurut saya, tenaga medis sebaiknya lebih bijak menyikapi kehamilan 40+ dan memberikan arahan yang lebih simpatik dan positif. Oleh karena itu, saya berusaha mensugesti diri sendiri. Selama hamil, saya berusaha berpikir positif. Ya, mungkin benar bahwa kehamilan di usia 40+ secara medis beresiko karena faktor menurunnya kualitas fisik karena faktor usia. Namun jika fisik kita sehat, sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan kehamilan di usia 40+. Pikiran dan hati yang positif sangat penting. Bahkan, setelah membaca kisah Khadijah, istri Nabi Muhammad SAW yang menikah dengan Nabi di usia 40 dan memiliki 7 orang anak, saya semakin tenang dan merasa bangga dan beruntung. Alhamdulillah,semua terlewati dengan kebahagiaan......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H