[caption caption="Ribuan Warga padati Pualau Mansinam"][/caption]Bagi sebagian penduduk Papua, 5 Februari adalah hari yang sakral. Tiap tanggal itu diperingati sebagai hari datangnya "terang" di Papua. Berawal dari 161 tahun silam. Ketika 2 orang misionaris menginjakkan kaki mereka untuk pertama kali di Pulau Mansinam, Manokwari . mereka melakukan perjalanan panjang dari dunia barat demi misi mengabarkan Injil. sehingga 5 Februari ditetapkan sebagai Hari Ulang Tahun Pekabaran Injil (HUT PI) di Tanah Papua dan menjadi hari libur se-Papua
Biasanya sebelum puncak perayaan HUT PI menjadi semakin antraktif karena banyak kegiatan yang dilaksanakan seperti karnaval rohani yang melibatkan banyak pihak. Bahkan perayaan akbar setiap kelipatan 5 tahun. Para pesiar rohani tidak hanya dari wilayah lain Papua tapi dari luar daerah seperti Sulawesi dan Maluku. Tak ketinggalan para keluarga sang Misionari pertama Ottow dan Geisler juga sering menghadiri peryaaan HUT PI tersebut. ratusan juta rupiah dicadangkan pemerintah daerah untuk pelaksanaan perayaan HUT PI. Bahkan dalam sejarah kepemimpinan Pak SBY sebagai Presiden pun dua kali bergabung merayakan HUT PI di Pulau Mansinam.
Kota Manokwari bersolek Menjelang HUT PI, para pemuda dan anggota jemaat berbagai gereja membersihkan saluran drainase dan jalan protokol. Para pemuda juga membagun pondok-pondok rohani yang di hiasi lampu warna - warni. Sebagian besar berbentuk perahu yang melambangkan perahu yang mengantar Misionaris pertama ke Papua.
Karnaval yang yang diikuti berbagai kalangan dari berbagai daerah biasanya di gelar dari daerah Sanggeng Menuju Kwawi dekat penyeberangan ke pulau Mansinam. Orang tua sampai anak-anak ikut mengambil bagian dalam parade yang mempertontonkan berbagai budaya Papua. Inilah tontonan gratis yang sering dinikmati penduduk kota Manokwari.
Pada 5 Februari. ratusan Perahu hilir mudik dari Mansinam ke Manokwari. pemandangan berubah dari lautan yang sepih bak pasar terapung di Kalimantan. dari Pagi sampai malam. Yah rpuluhan tibuh warga berbondong-bondong menuju Pualau yang sangat terkenal senatero Papua. Tidak hanya dari kalangan Nasrani. Merek ayang beragama lainpun tampak antusias ikut mengunjungi Mansinam setiap perayaan 5 Februari. TIdak heran jika ongkos perahu ayng biasanya hanya 5000 rupiah / kepala , berubah menjadi 10.000 / kepala.
Dulu dalam perayaan HUT PI di Mansinam , pengunjung hanya bisa melihat Tuguh Salip, Gereja Tua beserta Sumur "ajaib" maka sekarang, Pulau Mansinam lebih menarik bagi mata para pengunjung. Selain sudah dibagun sebuah gereja baru yang artistik dan gotogenik, dibagian puncak pulau juga sudah terdapat patung Kristus yang tingginya sekitar 30 meter. Pengunjung juga biasanya memnuhi pantai berpasir putih .
Meski letaknya dekat dari Kota Manokwari, Pulau Mansinam jarang dikunjungi warga. hanya pada momen 5 Februari inilah manusia tumpah ruah di Mansinam .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H