Lihat ke Halaman Asli

Kesempurnaan Berkendara ala Woman Biker Jakarta

Diperbarui: 15 Oktober 2024   00:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

“Wah, dari Tanjung Priok naik motor? Hebat mbak!”

“Wiuh, benar-benar luar biasa si mbak ini. Raja jalanan”

Hah...inilah kalimat yang sering keluar dari kerabat, sahabat dan teman-teman saat tahu saya adalah salah satu mowan biker  Jakarta. Pujian yang sangat hiperbola sih menurut saya karena pasti banyak perempuan lain di Jakarta yang serupa hanya kebetulan tidak saling kenal saja. Tapi bikin saya ge-er dan bangga juga dalam hati haha :D

Dari tahun 2012 saya mulai terbiasa menjelajah jalanan Jakarta menggunakan sepeda motor, tepatnya sejak aktif di banyak komunitas blogger. Salah satunya Kompasiana tentunya. Banyak acara menarik yang ingin saya hadiri akhirnya menyeret saya menjadi woman biker.

Kopdar pertama sebagai blogger yang saya hadiri adalah Kompasianival 2011 di Fx Plasa. Belum berani naik sepeda motor, baru punya satu motor juga yang selalu dipakai suami kerja. Susah dipakai gantian. Akhirya saya naik kendaraan umum.

Sepanjang jalan saya bertanya, dari terminal bertanya “Naik apa ya ke Sudirman?”. Dalam bis bertanya lagi ke kondektur “Turun mana ya bang?”. Saat pulang, keadaan sudah cukup sepi, menunggu bis ke Tajung Priok di depan Fx ternyata cukup lama.

Awal tahun 2012 saya akrab dengan Vema Syafei yang anak Jakarta, yang banyak tahu jalanan Jakarta dan kebetulan kami berkomunitas yang sama. Jadi ke mana-mana pasti ketemu. Setelah akrab, akhirnya saya menyeretnya jadi “GPS berjalan” saya.

Pada tahun 2012 selain di Kompasiana yang mulai ikut banyak kegiatan offline blogger, saya mulai aktif di Komunitas Emak Blogger dan lagi-lagi bersama Vema. Dan sejak itu kalau suami sedang tidak kerja saya pasti membawa sepeda motor bebeknya.

Karena belum tahu banyak jalan-jalan Jakarta, jadi satu-satunya jalan saya ke Rawamagun dulu menjemput “GPS berjalan” saya, Vema Syafei. Rawamangun adalah salah satu jalan yang saya hapal karena dekat dengan Tanjung Priok.

Dua tahun kami jalan bareng dan selalu memakai sepeda motor, selalu saya yang menjemput ke Rawamangun. Mau diujung Jakarta manapun tempatnya, selalu saya menjemput Vema dulu. Baik ke lokasi yang saya sudah tahu letaknya, apalagi yang belum tahu.

Dari sini saya jadi tahu, sepeda motor masih pilihan ternyaman di jalanan Jakarta yang masih belum ramah angkutan umumnya. Masih semerawut jalanan rayanya dengan macet. Masih berjibaku dengan etika pengguna jalannya yang butuh kesabaran ekstra untuk menghadapinya saat berpapasan setiap hari di bising dan padatnya jalanan Jakarta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline