Lihat ke Halaman Asli

One Room dan Jalan Terjal MengKomersilkan Lagu

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1425844087269127506

One Room, Mas Angga dari Seven Music Indonesia dan Mas Isjet dari Redaksi Kompasiana (dok.pri)

Lagu dan musik bisa dinikmati dan disukai banyak orang adalah pasti menjadi salah satu keinginan terbesar bagi para musisi termasuk musisi Indonesia tanpa kecuali. Tapi di tengah persaingan ketat dan terus berkembangnya dunia hiburan dan musik, termasuk di Indonesia menjadikan banyak musisi harus bekerja keras untuk bisa unjuk diri dan menampilkan musik mereka dengan khas dan ciri masing-masing. Bahkan untuk keperluan memenuhi keinginan pasar, terkadang musisi harus benar-benar rela meletakan idealisme mereka untuk memenuhi keinginan produser yang merupakan kepanjangan tangan "pasar" (penikmat musik).

Inilah yang juga dirasakan Band jebolan Meet The Labels beraliran Pop Rock One Room dan mereka ungkapkan dalam acara Kompasiana Ngulik yang mengangkat tema “Komersialisasi Lagu” yaitu lagu yang menual baik pada produksi, distribusi dan konsumsi.

Band dengan personil Aden pada Gitar, Ulil pada Vokal, Firdaus pada Drum, Leo pada Bass dan Reza sang Gitaris yang sekarang bernaung di bawah Label Seven Music Indonesia yang pada acara ini diwakili Mas Angga. Sebagai musisi, One Room mengatakan bahwa mereka adalah musisi yang memiliki idealisme tinggi dalam bermusik. Setelah sempat melalui pergantian personil, hingga akhirnya ikut MTL dan bertemu label sekarang, mereka harus rela mengikuti selera produser yang melihat selera pasar. Harus realistis, bahwa menciptakan lagu tidak bisa hanya sesuai selera kita, terutama saat kita berharap masyarakat secara luas bisa suka dan dinikmati karya kita.

Meski harus dengan bedebat dahulu dangan sang produser. Puluhan lagu ditolak oleh produser, hingga membuat One Room harus membongkar lagu lama mereka untuk mencari yang sesuai keinginan produser, pada akhirnya untuk membesarkan Band tercinta dan mewujudkan mimpi menjadi Band sukses yang bisa diterima pecinta musik kedepannya dengan ciri khas dan idealisme mereka yang asli, One Room akhirnya  menyesuaikan diri dengan keinginan Produser dan pasar. Seperti yang diungkapkan Mas Angga, bahwa Label adalah salah satu sarana penting memanjangkan “nafas musik”.

Karena yang utama masyarakat harus tahu dulu bahwa di blantika musik Indonesia ada sekelompok anak muda yang tergabung dalam Grup One Room. Yaitu satu grup Band beraliran Pop Rock yang selalu meminta pendapat dari orang yang tidak dikenal untuk menilai lagu baru mereka, untuk mendapatkan pendapat dan masukan yang netral dan obyektif. Karena mereka selalu berusaha untuk memberikan karya musik dengan materi-materi terbaik pada penikmat musik Indonesia.

Untuk promosi One Room sering mengadakan show case sendiri dengan menggandeng musisi terkenal dan pertunjukan banyak dilakukan di base camp mereka di Pondok Gede untuk menarik perhatian penikmat musik. Dengan strategi memasang musisi ternama di penampilan terkahir. Terkadang One Room juga mengcover lagu-lagu hits untuk dan membawakannya dengan gaya dan khas mereka untuk lebih memperkenalkan diri. Mas Angga yang turut menjelaskan bagaimana konsep yang apik dan sesuai, memilih lagu dan strategi pemasaran adalah faktor utama yang bisa menjadikan lagu sukses. Untuk promosi sendiri, mas Angga mengamini pernyataan One Room bahwa sosial media sepeti FB, twitter dan youtube adalah sarana penting hingga 70% untuk promosi saat ini. Selain Radio dan promosi melalui media. Meski sedang melemah, RBT juga salah satu yang kembali diharapkan mampu menjadi salah satu wadah promosi dan komersialisasi.

Dari keterangan yang diberikan mas Angga, meski berusaha mengikuti selera pasar, tapi original musik tetap yang utama.

Soal peluncuran single 4-5 dalam satu tahun, ternyata juga merupakan strategi label. Karena hakikatnya, saat single kesekian meledak dan disukai penikmat musik maka otomatis single-single sebelumnya pasti akan di kepoin oleh penikmat musik. Mas Angga dan One Room juga menganggap wajar banyak musisi memperkenalkan "sosok" terlebih dahulu melalui berbagai berita baik itu berita penting atau tidak (baca : gosip & skandal) karena untuk membiasakan masyarakat mengenal "sosok" sehingga saat melempar karya masyarakat sudah ngeh dengan "sosoknya". Atau memancing masyarakat penasaran dan bertanya “Apa sih karya artis ini, sering sekali muncul di layar kaca?”. Termasuk dugaan copas lagu dari luar negeri, tapi benar-benar disukai boming di dalam negeri. Karena semua strategi tergantung pilihan masing-masing.

Bagi One Room dan Mas Angga, semua kembali pada masyarakat yang menilai dan menikmati. Tapi pada saat sebuah lagu yang dilaunching tidak menjual, apakah ini bisa dikatakan gagal? Bagi Mas Angga in tidak serta merta bisa dibilang gagal. Mungkin dari segi penjualan bisa dikatakan minim, tapi kalau dilihat dari karya yang dirasa sudah benar-benar maksimal, dengan konsep apik dan masih banyak yang mengakui sebagai karya yag bagus, maka tidak bisa dibilang gagal juga. Mungkin hhanya salah strategi dalam pemasaran dan promosi.

Karena musik adalah karya seni yang penikmatnya pun menilainya kadang sesuai selera masing-masing. Bagus sebuah lagu bagi seseorang belum tentu bagus bagi orang lain.

Tapi satu hal yang menarik menurut saya dari pernyataan One Room adalah selain memanfaatkan sosial media, mereka juga menggandeng bergabung dan masuk komunitas untuk mempromosikan musik mereka. Karena menurut mereka, komunitas adalah sahabat sejati yang akan selalu mendukung dan sukarela ikut mempromosikan. Hem...ciri khas keramahan dan kekeluargaan masyarakat Indonesia banget ya, Komunitas. Dan saya mengamini hal ini, karena sebagai salah satu pengurus di sebuah Komunitas Blogger Perempuan, sangat merasakan manfaat Komunitas dalam mendukung setiap kegiatan kita.

Pada akhirnya, sukses selalu untuk One Room, semoga cita-cita kedepannya yaitu kualitas musik semakin meningkat, musik diterima masyarakat dan grup semakin solid tercapai.

Acara yang di pandu Citra Agnesia dan dimedoratori Nadya Fatira ini pun ditutup dengan perform dari One Room yang membawakan lagu “Pergilah”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline