Lihat ke Halaman Asli

Arni Alisha

Traveling, Membatik dan Menulis

Batik Nusantara

Diperbarui: 5 Maret 2018   22:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Simbah bermata pencaharian membatik sehari-harinya di Kampung Batik Giriloyo, Wukirsari (Dokumentasi Pribadi)

Batik Nusantara terbentuk dari budaya internal suku-suku yang hidup di kawasan negeri maupun akibat dari berbagai keterlibatan bangsa negara lain.  Bangsa Eropa pada masa Penjajahan Belanda dalam kurun waktu yang lama telah menorehkan pengaruh cukup membekas sampai saat ini.  

Bangsa Tiongkok datang ke Pulau Jawa  pada akhir tahun 1992, ketika angkatan perang Mongol berjumlah seribu kapal dikirim untuk menyerang Singosari karena duta besar mereka dipermalukan oleh Kerajaan Singosari dibawah raja Kertanagara. (Batik Filosofi,2013: 249)

Delegasi Pemuda Indonesia mengikuti Camp Batik Festival 2018 di Jepang (Dokumentasi Pribadi)

Pemuda pecinta batik terbukti dengan kesediannya mempromosikan batik di ranah Internasional. Langsung riset pasar batik di tempat-tempat wisata area Kyoto Jepang pada akhir Januari lalu.

Kaum Wanita keturunan Tionghoa mengadopsi pakaian ibu mereka berupa kain batik dan kebaya. Awalnya kain batik yang mereka pakai adalah buatan pendusuk setempat dan merupakan batik petani. Sejak abad ke- 18, keturunan Tionghoa dan Arab memperdagangkan batik-batik rumahan yang diperoleh dari kampung-kampung.  

Saat ini, batik tersebar luas diberbagai daerah nusantara dengan ciri khas motif dari daerah tersebut.  Hal itu membuktikan bahwa batik sangat diminati oleh para konsumen dalam negeri ataupun luar negeri. Ekonomi kreatif meningkat dengan pesat dengan banyaknya industri kreatif baru yang bersegera bersaing dipasar nusantara.  

Permintaan pasar membuat banyak industri menggunakan jalan pintas dalam misi produksi massal. Produksi cap semakin semarak diberbagai industri batik saat ini.  Printing bermotif batik pun yang bukan tergolong batik telah ditawarkan untuk dijual dengan nama batik.  

Lalu.... Bagaimana dengan nasib batik tulis?  Batik tulis yang setiap titik prosesnya adalah wujud seni. Miris mengetahui semaraknya Printing dikatakan Batik.  

Batik yang diakui UNESCO adalah kain dengan hiasan bermotif dan dibuat dengan teknik Wax Resist Dyeing.  Proses penggunaan malam batik dan pewarnaan menjadi apresiasi warisan budaya ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline