Karya batik untuk tunik ini diciptakan menggunakan metode penciptaan seni kriya. Proses penciptaan karya seni kriya dapat dilakukan secara intuitif, tetapi dapat pula ditempuh melalui metode ilmiah yang direncanakan secara seksama, analitis, dan sitematis. Dalam konteks metodologis, terdapat tiga tahap penciptaan seni kriya, yaitu eksplorasi, perancangan, dan perwujudan (Gustami, 2007: 329).
- Eksplorasi
Eksplorasi meliputi langkah menggali sumber inspirasi atau ide. Tahap dimana seseorang mencari mengenai berbagai kemungkinan. Didukung dengan penelitian awal untuk mencari informasi utama dan pendukung mengenai subjek penciptaan. Pengetahuan dan pemahaman yang berkaitan dengan perkembangan gaya yang terjadi di masyarakat sangat dibutuhkan dalam sebuah konsep penciptaan produk kerajinan. Hal itu bertujuan untuk menyesuaikan kebutuhan masyarakat terhadap produk kerjainan yang sedang diminati dan secara tepat untuk sampai pada tujuan yang ingin dicapai.
Kegiatan eksplorasi ini dilakukan guna memperoleh informai-informasi yang berkaitan dengan tugas akhir. Sehingga dapat mengembangkan ide dan gagasan untuk menciptakan karya seni.
Pengumpulan informasi melalui studi pustaka dan studi lapangan untuk mendapatkan pemahaman untuk menguatkan gagasan penciptaan dalam menyusun konsep penciptaan karya. Pokok-pokok pikiran yang hendak dikemukakan dalam tinjauan pustaka terkait dengan topik laporan dalam pembuatan karya batik ini adalah terkait beberapa hal sebagai berikut:
- Tinjauan Tentang Sabut Kelapa
Sabut kelapa merupakan salah satu serat tumbuhan yang memiliki banyak manfaat. Serat yang merupakan bagian dari kulit buah kelapa dari pohon kelapa yang menjulang tinggi dan memiliki buah yang besar dan bulat bentuknya. Pohon kelapa banyak tumbuh di daerah tropis yang cenderung lebih panas. Pada masa dahulu sabut disebut sebagai limbah yang hanya ditumpuk dibawah tegakan tanaman kelapa dan dibiarkan membusuk atau kering. Pemanfaatan paling banyak hanyalah untuk kayu bakar.
Secara tradisional, masyarakat telah mengolah sabut untuk dijadikan tali dan dianyam menjadi keset. Padahal sabut masih memiliki nilai ekonomis cukup baik. Sabut kelapa jika diurai akan menghasilkan serat sabut cocofibre dan serbuk sabut cococoir namun produk inti dari sabut adalah serat sabut. Saat ini sabut kelapa banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk manfaat yang dihasilkan dapat berupa kerajinan tangan, penyulingan air dan lain sebagainya.
- Tinjauan Tentang Kuas Sabut Kelapa
Pada umumnya kuas digunakan untuk melukis. Dalam proses membatik, kuas dapat dipergunakan untuk mengisi bidang motif luas dengan lilin batik secara penuh. Kuas juga berfungsi untuk menggoreskan pewarna pada kain pada teknik coletan. Pada proses membatik kuas yang digunakan berbahan dasar sabut kelapa. Kuas sabut kelapa memiliki karakter yang elastis dan tahan terhadap panas lilin batik sehingga dapat dipergunakan dalam membatik.
- Tinjauan Tentang Teknik Membatik
Pada umumnya alat yang digunakan dalam teknik membatik adalah canting. Canting merupakan alat membatik tradisional yang diwariskan dari nenek moyang yang sampai sekarang menjadi budaya yang dilestarikan. Canting memiliki fungsi untuk memindahkan cairan lilin batik pada kain yang akan dibatik sesuai dengan pola.
Saat ini perkembangan teknik membatik beragam dan memiliki ciri khas sendiri dalam menghasilkan motif yang berbeda-beda. Para seniman ataupun pengrajin dalam membuat batik dengan berbagai teknik membatik, diantaranya adalah sebagai berikut:
- Teknik Canting Tulis
Canting adalah alat yang digunakan untuk membuat batik tulis dengan teknik mencanting yaitu menorehkan lilin pada motif di kain yang sudah di pola. Jenis-jenis canting yang digunakan adalah canting cecek, klowong, dan tembok.
- Teknik Cap