Pengelolaan suatu bisnis perusahaan di tuntut untuk dapat menghasilkan laba semaksimal mungkin dengan memproduksi barang dan jasa sebesar-besarnya, namun, dalam rangka mencapai tujuan tersebut seringkali perusahaan tidak memperdulikan dampak yang ditimbulkan setelah memproduksi barang bagi lingkungan, seperti terjadinya pencemaran dan polusi, mengeksploitasi sumber daya alam dan kebisingan dari alat-alat produksi perusahaan, tentunya hal tersebut merugikan masyarakat sekitar jika pihak-pihak perusahaan tidak menanganinya. Melihat dari dampak negatif yang timbul akibat kegiatan operasinya, maka perusahaan hendaknya memberikan perhatian yang lebih dan turut andil menangani dan menjaga dampak yang ditimbulkan bagi lingkungan masyakat sebagai stakeholder. Salah satu tindakan yang dilakukan adalah melakukan sosialisasi pertanggung jawaban lingkungan sekitar.
Tanggung jawab sosial akuntansi pada suatu perusahaan yang mengungkapkan bahwa untuk mencapai visi, misi dan strategi bisnis dalam suatu perusahaan, maka diperlukan adanya tanggung jawab sosial di dalamnya berupa hubungan timbal balik perusahaan dengan lingkungan sekitarnya atau biasa yang disebut CSR (corporate Social Responbility). CSR merupakan pertanggungjawaban perusahaan kepada pihak-pihak berkepentingan untuk berperilaku rasional dalam menimalisir dampak negatif maupun memaksimalisasi dampak positif dari keberadaann perusahaan dalam lingkungan masyarakat dengan menerapkan prinsip Triple Button Line.
Prinsip Triple Bottom Line mengimplementasikan bahwa suatu perusahaan dituntut mengutamakan kepentingan pihak-pihak yang terlibat pada kegiatan perusahaan dalam mengelolah keberlangsungan perolehan margin (profit), aspek kepentingan masyarakat sekitar (people) dan keberlangsungan lingkungan sekitar (planet) daripada kepentingan pemegang saham perusahaan tersebut. PT. Semen Bosowa Maros adalahperusahaan yang menerapkan prinsip Triple Bottom Line yang tidak hanya memfokuskan pada perolehan laba namun juga memerhatikan kenyamanan masyarakat sekitar akan limbah yang dihasilkan dari produksi semennya, dengan mengelolah kembali limbah-limbah semen tersebut menjadi keperluan alat bangunan lainnya. Kepedulian lingkungan sosial dapat diwujudkan dengan penerapan program interaksi maupun relasi dengan masyarakat dalam rangka mewujudkan program Triple Button Line (Profit, People and Planet) untuk kepentingan bersama.
PT. Vale mengelolah perusahaan juga sangat memperhatikan kesejahteraan stakeholdersnya dalam bidang kesehatan pekerja dan bidang pemberdayaan dan pengembangan masyarakat sekitar. Perusahaan tersebut memberikan kesempatan kepada masyarakat sekitar yang memiliki pengetahuan akan bidang yang dibutuhkan di perusahaan itu dengan mengajukan lamaran kerja, memberikan sumbangsi ilmu pengetahuan akan limbah yang dihasilkan perusahaan menjadi barang yang bernilai jual dan tentunya sebelum membuang limbah, perusahaan PT. Vale terlebih dahulu memperhatikan mekanisme pembuangan limbahnya.
Namun, penerapan CSR pada Akuntasi pertanggungjawaban sosial tidak selamanya bisa berjalan dengan sesuai rencana dan terkadang mengalami hambatan seperti permasalahan yang timbul pada elemen-elemen sosial dalam rangka penyajiannya pada laporan keuangan, hambatan ini muncul karena tidak semua elemen-elemen pertanggungjawaban sosial di lingkungan masyarakat dapat diukur dengan keuangan dalam buku besar perakuntansian. Untuk memperoleh hasil yang pasti pada konsep CSR perusahaan maka harus mengimplementasikan konsep tersebut dalam suatu perusahaan, jika terdapat kelemahan pada konsep trsebut maka suatu perusahaan segera melakukan perancangan ulang akan akan program yang telah di susun.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI