Lihat ke Halaman Asli

suluh kopi

Produsen kopi lokal khas Yogyakarta

Plastik yang Kita Tanam Berbuahkan Bencana Banjir

Diperbarui: 19 Januari 2021   21:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

suluh kopi yang di kemas dengan kertas bebas plastik (Dokpri)

Akhir akhir ini intensitas curah hujan yang begitu deras membuat kita kewalahan dalam melakukan segala macam aktivitas dan membuat sebagian wilayah di landa banjir bah. jikalau di pantau dari bulan hujan, seharusnya januari ini tidak lagi linda musim penghujan. akan tetapi karena kerusakan alam yang  beberapa tahun terakhir terus dan terus di eksploitasi, membuat perubahan cuaca yang begitu ektrem  hingga musim kemarau dan penghujan bergeser dari bulannya. karena alam rusak, membuat kita tak dapat lagi memprediksi ataupun membacanya. Dahulu, kita dekat sekali dengan alam sampai orang-orang terdahulu bisa membaca pola alam. sekarang jangankan membacanya, merawatnya saja kita tidak bisa. maka ketika banjir tiba, jangan salahkan alam yang bersuara, salahkan lah diri kita sendiri. seharusnya kita kesal bukan pada musim penghujannya, tetapi pada penyebab banjirnya. prilaku kita yang konsumtif terhadap segala-galanya dan meninggalkan berbagai macam limbah, yang membuat saluran resapan air tersumbat.  tak hanya itu, ekploitasi alam yang begitu parahnya membuat resapan air hilang dari permukaan, akar akar tanaman yang dulunya berguna sebagai penyerap air dan pengikat telah terjerabut dari dalam tanah. 

jika kita takut akan musibah banjir, maka ubahlah pola konsumtif kita. tak ada yang salah dalam mengkonsumsi segala macam hal, yang salah itu jikalau dalam memenuhi hawa nafsu kita, kita meninggalkan sisa sisa limbah yang dapat memberikan efek buruk sampai waktu yang panjang. . marilah mulai sedikit merubah pola konsumtif kita, mulai dari hal kecil saja. seperti contohnya membawa kantong / tas sendiri ketika berbelanja. menghindari kemasan sekali pakai, tidak membeli produk yang berbahan plastik yang susah terurai, dan perbanyak wawasan akan tata cara mendaur ulang sampah makanan kita. jika kita tak dapat memperbaiki, setidaknya jangan merusak. jagalah dan rawatlah. seperti semangat yang kami usung, mengurangi tingkat sampah plastik, suluh kopi  hadir dengan kemasan yang ramah lingkungan. dengan berbahankan kertas berlapis lapis, membuat produk terjaga dari kerusakan dan perubahan akibat udara.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline