Lihat ke Halaman Asli

Sulthonul Arifin

Abu Ahnaf Ainun

4 Prinsip Pendidikan ala Nabi Musa dan Khidir

Diperbarui: 16 Maret 2020   16:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kita sering membaca surat Al Kahfi, membaca satu surat penuh maupun membaca 10 ayat awal dan akhir surat. Bahkan hampir setiap jumat kita seperti menerima reminder, entah lewat status whatsapp teman, instagram, facebook, atau media sosial yang lainnya. 

Selain membaca, perlu kita tingkatkan lagi dengan memahami isi dari surat Al Kahfi. Disana terdapat kisah yang diceritakan, mulai dari kisah Ashabul Kahfi, Nabi Musa dan Khidir, dan Dzulqornain.

Kisah di Al Quran bukanlah kisah yang sembarangan, bukan kisah yang dibuat-buat. Tetapi merupakan kisah yang benar-benar nyata. Dapat kita ambil hikmah dari peristiwa yang diberitakan didalamnya, sebagaimana firmanNya dalam surat Yusuf ayat 111: Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.

Terkait dengan proses pembelajaran, kisah Nabi Musa dan Khidir mengandung banyak hikmah luar biasa. Dari pengalaman Musa dan Khidir, setidaknya ada beberapa prinsip yang perlu dipenuhi selama belajar, diantaranya:

1. Setiap kali akan belajar, ciptakan kemauan yang kuat dalam diri.

Salah satu cara untuk menciptakan kemauan adalah menemukan manfaat dari aktivitas belajar kita. Ketika kita telah menemukan manfaat dari aktivitas belajar, serta-merta ia akan membentuk motivasi dalam diri kita. Bukankah Rasulullah SAW pernah bersabda: ihrish 'ala ma yanfa'uka (bersemangatlah kamu terhadap apa yang membawa manfaat bagimu).

2. Bersikap gigih dalam belajar.

Lihatlah bagaimana Musa melakukan perjalanan yang sangat jauh sekadar untuk bertemu dan belajar pada Khidir. Padahal, ia sendiri seorang Nabi. Ulet dan gigih merupakan gambaran nyata dari mereka yang memiliki kemauan kuat. Hidup memang untuk berprestasi. Dan, ia hanya diperoleh dengan keuletan dan kegigihan. 

Tidak ada ceritanya orang malas memperolah prestasi gemilang. Kerugianlah bagi mereka yang malas bergerak dan enggan melakukan aktivitas yang semestinya ia lakukan. Seorang pelajar yang gigih dan ulet akan mengubah segala tantangan menjadi pemicu bagi pengembangan dirinya. Termasuk di dalamnya adalah sabar dalam memperoleh jawaban atas keingintahuan kita.

3. Melipatgandakan kesabaran.

Kesabaran menjadi prasyarat utama yang disampaikan Khidir kepada Musa ketika ia hendak berguru kepadanya. Musa tidak terlalu memiliki kesabaran dalam mengikuti proses pembelajaran. Sebelumnya Khidir telah berpesan agar Musa tidak banyak bertanya sebelum Khidir sendiri yang akan memberikan penjelasan. Tiga peristiwa mereka alami, dan dari ketiganya Musa gagal memenuhi prasyarat Khidir. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline