Lihat ke Halaman Asli

Sultan Sulaiman

Seorang Buruh Negara

Hikayat Mandung

Diperbarui: 18 Januari 2016   06:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Burit diculik gelita, tengking orok merecoki petang yang belia.

Di bibir gapura kau menyilik, meruahkan sesal sebab mandung raib entah kemana

Sudahlah, payah dipeluk amarah,

Mestinya ada secangkir kopi beserta sepiring pisang goreng,

Namun dada terlanjur gaduh karena mandung tak kunjung pulang

Petang yang lawas, binar kartika diculik mendung,

Kunikmati rebah kelesah, bersama embus pawana yang berkabung…

Semoga rawi lekas terbit dan mandung cepat kembali…!

 

Puncak Batu

08 Januari 2016

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline