Lihat ke Halaman Asli

Sultani

TERVERIFIKASI

Penulis Lepas

Setelah Dilantik, Inilah 3 Problem SDM yang Harus Segera Dibenahi oleh Presiden Prabowo

Diperbarui: 20 Oktober 2024   20:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pelantikan Prabowo Subianto sebagai Presiden RI kedelapan (Sumber: Kompas.tv/Ant/Rivan Awal Lingga/aww)

Oleh: Sultani, Peneliti Indonesia Strategic Center (ISC) dan CSPS UI

Hari ini, Minggu, 20 Oktober 2024 akan menjadi saksi proses transisi kepemimpinan dari Presiden Joko Widodo kepada Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih yang baru.

Masa kepemimpinan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia kedelapan kini sudah memasuki ambang hari pertama.

Pasangan pemenang Pemilihan Presiden 2024 sudah resmi dilantik sebagai pemimpin eksekutif negara tertinggi untuk mengatur 282 juta rakyat Indonesia.

Sebagai pemimpin nasional baru sudah pasti Prabowo-Gibran akan mewarisi kebijakan dan program yang problematik dari pendahulunya.

Dari delapan isu yang diprediksi berpotensi menjadi problem utama bagi pemerintahan mendatang, ada tiga problem dalam pembangunan SDM Indonesia yang akan menantang kekompakan Prabowo-Gibran dalam mengelolanya.

Tiga problem tersebut adalah stunting, krisis pangan, dan kemiskinan. Tiga problem ini saling terkait satu sama lain dan memiliki dampak yang luas terhadap pembangunan negara secara keseluruhan.

Baik stunting, krisis pagan, maupun kemiskinan sama-sama menjadi beban pembangunan karena pemerintah harus mengalokasikan sumber daya khusus secara signifikan untuk mengatasi ketiganya secara simultan.

Sumber daya terbesar yang paling signifikan menguras energi bangsa adalah anggaran yang berfungsi sebagai pelumas pembangunan. Sumber daya strategis lain yang terkuras untuk mengurusi ketiga problem tersebut adalah sumber daya manusia.

Ilustrasi Presiden RI ketujuh Joko Widodo dan Presiden kedelapan Prabowo Subianto (Sumber: Tempo.co)

Stunting masih menjadi salah satu masalah dalam pembangunan yang dihadapi Indonesia hingga sekarang. Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) Kementerian Kesehatan tahun 2018 mengungkapkan bahwa prevalensi stunting pada Balita sebesar 30,8 persen.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline