Lihat ke Halaman Asli

Sultani

TERVERIFIKASI

Penulis Lepas

Memaknai Ekonomi Pancasila dalam Momentum Hari Kesaktian Pancasila

Diperbarui: 1 Oktober 2024   10:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap 1 Oktober menjadi momentum penting untuk merefleksikan kembali nilai-nilai dasar Pancasila, terutama dalam konteks pembangunan ekonomi nasional.

Di tengah dinamika globalisasi dan tantangan modern, konsep Ekonomi Pancasila muncul sebagai fondasi ekonomi yang berkeadilan sosial dan berbasis pada kebersamaan serta gotong royong, sesuai dengan sila-sila Pancasila, terutama sila kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Secara filosofis, Ekonomi Pancasila menduduki posisi yang unik dalam sistem ekonomi Indonesia karena bertujuan untuk menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial, serta menghindari ketimpangan ekonomi yang terjadi di banyak negara kapitalis.

Berbeda dengan ekonomi liberal yang lebih mementingkan individualisme dan akumulasi kapital, atau ekonomi sosialis yang menekankan kontrol negara atas seluruh aspek ekonomi, Ekonomi Pancasila menempatkan manusia dan masyarakat sebagai pusat pembangunan.

Ini tercermin dalam prinsip koperasi, redistribusi sumber daya yang adil, dan pengelolaan sumber daya alam untuk kemakmuran bersama.

Ekonomi Pancasila juga berfokus pada penguatan ekonomi kerakyatan, dengan menekankan peran desa sebagai pusat penggerak ekonomi, serta memperkuat sektor-sektor strategis yang mendukung ketahanan ekonomi nasional, seperti pertanian, perikanan, dan UMKM.

Sistem ini sejalan dengan visi pembangunan yang bersifat inklusif dan berkelanjutan, di mana ekonomi harus melayani kepentingan semua rakyat, bukan hanya segelintir elit atau korporasi besar.

Urgensi Ekonomi Pancasila 

Indonesia pernah menerapkan sistem Ekonomi Pancasila dalam pembangunan nasional. Namun, seiring dengan gerakan reformasi tahu 1998 pengaruh Pancasila dalam sistem perekonomian nasional memudar bersamaan dengan menguatnya ekonomi pasar yang menjadi tren perekonomian global saat ini.

Hasilnya, Indonesia mengalami kemajuan pesat dalam pembangunan di bawah semangat ekonomi pasar ini. Namun, di balik kemajuan tersebut ketimpangan sosial dan ekonomi masih menjadi masalah signifikan, terutama antara daerah perkotaan dan pedesaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline