Idul Adha adalah momentum yang membawa dampak pada dimensi ibadah dan dimensi muamalah sekaligus. Dimensi mualamah yang tersentuh langsung oleh momentum Idul Adha adalah aspek ekonomi masyarakat, khususnya bisnis hewan kurban.
Bisnis hewan kurban menjelang Idul Adha memiliki beberapa fakta menarik dan relevan yang mencerminkan aspek ekonomi, sosial, dan budaya di berbagai negara, terutama di Indonesia sebagai negara berpenduduk mayoritas Muslim.
Aspek ekonomi dari bisnis hewan kurban yang relevan untuk diamati adalah peningkatan permintaan, kenaikan harga, pengaruh ekonomi lokal, dan inovasi dalam penjualan.
Sementara aspek sosial dan budaya yang muncul dari bisnis hewan kurban adalah peran sosial dan keagamaan, penyembelihan terorganisir, dampak lingkungan, kampanye kesejahteraan hewan, hingga pengaturan pemerintah.
Fenomena Bisnis Hewan Kurban
Bisnis hewan kurban memang menjanjikan keuntungan yang pasti karena kebutuhan hewan kurban sudah menjadi bagian dari kewajiban umat Islam dalam Idul Adha.
Sebagai negara dengan mayoritas Muslim, sudah pasti permintaan hewan kurban menjelang Idul Adha akan meningkat drastis. Di sinilah muncul peluang bisnis untuk menyediakan kebutuhan hewan kurban untuk jamaah yang hendak berkurban. Keuntungan dari bisnis ini pun lebih pasti, karena harga jual relatif stabil sehingga margin keuntungannya sudah bisa diprediksi.
Bisnis hewan kurban yang selalu mendatangkan cuan melimpah sudah menjadi fenomena umum bersamaan dengan datangnya lebaran haji. Prospek bisnis hewan kurban ini bergantung pada beberapa fakta yang bisa memengaruhi lancarnya bisnis jual beli hewan kurban selama ini. Fakta-fakta tersebut antara lain:
1. Peningkatan Permintaan
Sudah menjadi tradisi umat Islam di seluruh dunia, menjelang Idul Adha, kebutuhan hewan kurban seperti sapi, kambing, dan domba sangat besar.