Nama Kaesang Pangarep sudah sangat populer sekarang ini berkat taktik pemasaran politik yang sukses mengorbit sosoknya dari seorang milenial anak Presiden menjadi tokoh politik nasional berusia muda. Perjalanan kariernya yang mulai dirintis sebagai seorang pengusaha kuliner tiba-tiba berbelok drastis masuk ke gelanggang politik yang lebih prospektif. Sebagai anak presiden yang paling powerful di negara ini, pilihan berkarier di bidang politik adalah keniscayaan yang bisa menjamin kesuksesan Kaesang untuk meraih jabatan-jabatan politik strategis di negara ini.
Nama Kaesang Pangarep mulai dikenal luas dalam kancah politik sejak munculnya baliho bergambar putra bungsu Presiden Joko Widodo ini di sejumlah titik jalan protokol di Kota Depok, Jawa Barat pada akhir Mei 2023. Salah satu titik pemasangan baliho ini berada di Jalan Margonda Raya. Ruas jalan ini banyak dilalui mahasiswa dan pekerja dari arah Jakarta. Ini yang membuat nama Kaesang santer seketika dan menjadi pembicaraan warga Depok dan netizen yang bertebaran di media sosial.
Persoalannya bukan pada baliho yang dipasang di kota yang menjadi basis politiknya Partai Keadilan Sejahtera (PKS), melainkan isi balihonya yang memancing rasa ingin tahu setiap orang. Isi balihonya adalah: "PSI Menang, Walikota Kaesang". Pesan dari baliho dengan gambar Kaesang memegang mawar merah, yang tidak lain adalah lambang dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini, ramai-ramai diintepretasi sebagai rencana PSI untuk mencalonkan Kaesang sebagai Walikota Depok.
Wacana Calon Walikota Depok
Wacana publik yang berkembang seiring dengan masifnya tanggapan terhadap baliho Kaesang tersebut adalah Kaesang akan menjadi kandidat Pilkada 2024, yaitu calon Walikota Depok. Maka, isu yang tersiar secara masif adalah Kaesang sedang dipersiapkan oleh PSI untuk menghadapi kandidat pilkada 2024 yang lain, yang akan menjadi calon walikota dari partai lain, terutama PKS. Sejak saat itu, nama Kaesang langsung tercatat menjadi anak Presiden Jokowi yang kedua yang memasuki gelanggang kontestasi politik.
Terkait dengan respons dan opini yang berkembang pasca baliho Kaesang-PSI tersebut, Saya pernah menuliskan secara khusus fenomena ini dalam blog pribadi saya, yaitu seputarrisetsosialblogspot.com dengan tajuk: "5 Fenomena yang Mencuat Setelah Kaesang Pangarep Diusung Menjadi Calon Wali Kota Depok dalam Pilkada 2024". Dalam artikel ini Saya memaparkan bahwa kemunculan Kaesang secara tiba-tiba di Kota Depok tersebut bukanlah sebuah perstiwa tunggal. Pemasangan itu sudah didesain dengan tujuan untuk mengorbitkan putra bungsu Presiden Indonesia ketujuh ini ke atas pentas politik nasional.
Paling tidak, ada 5 fakta menarik yang mencuat bersamaan dengan kasus baliho Kaesang Walikota Depok tersebut. Fenomena tersebut merupakan rangkaian politik yang disusun untuk menata karier politik anak-anak Jokowi sebelum dan sesudah Pilpres 2024. Kelima fenomena tersebut adalah: 1. Dugaan dinasti politik Jokowi; 2. Basis ideologi yang berbeda; 3. Akumulasi Kegagalan Pembangunan Kota Depok; 4. Didukung keluarga; 5. Representasi Generasi Milenial.
Dari paparan 5 fenomena tersebut, terdapat 2 fenomena yang masih relevan untuk menempatkan isu Kaesang sebagai kandidat Pilkada 2024 dengan agenda Jokowi setelah Pilpres 2024, yaitu dugaan dinasti politik dan dukungan keluarga. Kedua fenomena yang menyertai isu Kaesang sebagai Walikota Depok ini ternyata bermuara pada agenda pembentukan dinasti politik Jokowi yang semakin kuat dan nyata.
Jika agenda dinasti politik Jokowi ini kita fokuskan saja pada sosok Kaesang Pangarep, akan terlihat jelas jejak perjalanan politik pemilik usaha "Sang Pisang" ini menapaki jalur-jalur politik yang sudah disiapkan. Kurang lebih sebulan setelah isu baliho Kaesang calon Walikota Depok ini reda, Kaesang Pangarep diberitakan bergabung menjadi kader PSI, partai milenial yang berada di balik kemunculan baliho Kaesang calon Walikota Depok itu.
Simpul Dinasti Politik