Kenangan Quick Count 2014: Menjelajah TPS di Tempat Sulit
Oleh: Sultani
Mengapa quick count menjadi begitu populer dalam musim pemilihan presiden, pemilihan umum, dan pemilihan kepala daerah? Bagi kandidat dan pendukungnya, quick count merupakan metode paling cepat untuk segera mengetahui pemenang kontestasi. Data quick count sudah menjadi referensi para kandidat sejak lama karena hasil prediksinya memiliki akurasi yang tinggi sehingga selisihnya dengan hasil dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) sangat kecil. Karena itulah data quick count sangat diandalkan oleh semua kandidat dan tim sukses untuk mengevaluasi strategi pemenangan selama masa kampanye.
Litbang Kompas sendiri memulai debut quick count dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2007. Dalam ajang Pilgub DKI secara langsung ini Litbang Kompas mengambil 250 titik TPS sebagai sampel untuk memprediksi pemenangnya. Hasilnya, pasangan Fauzi Bowo -- Prijanto unggul atas lawannya, Adang Daradjatun -- Dani Anwar dengan tingkat elektabilitas sebesar 57,76 persen. Sementara tingkat elektabilitas lawannya sebesar 42,24 persen.
Sementara itu, dari hasil resmi KPUD Jakarta, pasangan Fauzi Bowo - Prijanto dipilih oleh 57,87 persen pemilih. Lawannya, Adang Daradjatun - Dani Anwar dipilih oleh 42,13 persen pemilih Jakarta. Dengan data KPUD ini diketahui bahwa simpangan rata-rata hasil quick count Litbang Kompas sebesar 0,11 persen. Angka tersebut menunjukkan bahwa hasil quick count Litbang Kompas memiliki selisih sebesar 0,11 persen terhadap pilihan populasi pemilih Jakarta. Artinya, terdapat selisih (simpangan rata-rata) yang cukup kecil sehingga akurasinya sangat mendekati hasil resmi KPUD Jakarta.
Untuk mencapai akurasi data yang tinggi dalam quick count prinsip teoretisnya hanya satu, yaitu menggunakan data sampel TPS yang dipilih secara acak dan proporsional. Prinsip ini universal berlaku dalam riset sosial dan riset opini publik. Karena itu, semua lembaga survei dan penyelenggara quick count pasti sudah memahami betul bahwa untuk mendapatkan gambaran awal hasil pemilihan umum secara akurat, proyeksi datanya terdapat pada teknik sampling yang tepat.
Untuk itulah Litbang Kompas merancang organisasi dan mekanisme kerja quick count serinci mungkin untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kesalahan dalam menentukan titik sampel di lapangan. Struktur organisasi quick count dengan tugas dan tanggung jawab yang berjenjang memungkinkan efisiensi dalam verifikasi dan validasi faktual TPS yang dilakukan oleh interviewer, korlap, korda, dan korwil. Mekanisme kerja yang bersifat hierarki ini juga memungkinkan pemilihan TPS yang realistis, terjangkau, aman, dan memiliki akses komunikasi namun tetap memenuhi prinsip acak dan proporsional.
Untuk diketahui, quick count Litbang Kompas 2014 dilakukan untuk menghitung hasil Pemilu anggota legislatif (Pileg) yang dilaksanakan pada 9 April 2014 dan Pemilihan Presiden pada 9 Juli 2014. Jadi, cerita tentang persiapan penyelenggaraan quick count ini adalah konsolidasi untuk mempersiapkan SDM dan infrastruktur hitung cepat yang akan digunakan pada Pileg dan Pilpres tersebut.