Lihat ke Halaman Asli

Sultan Gaza

Mahasiswa

Mahasiswa AMIKOM Mengedukasi Pengolahan Magot di Desa Sengkan Joho

Diperbarui: 7 Januari 2024   18:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Dalam upaya mengurangi sampah berserakan, Mahasiswa AMIKOM Yogyakarta mengadakan edukasi budidya magot. Dengan berkolaborasi dengan pembudidaya magot desa Sengkan Joho untuk memberikan edukasi cara membudidaya magot dan cara mengolah sampah organik agar tidak menjadi masalah lebih lanjut. 

Peningkatan kesadaran akan keberlanjutan lingkungan dan pemanfaatan sumber daya alam secara bijak telah menjadi fokus utama bagi banyak komunitas akademis, terutama bagi para mahasiswa yang aktif dalam mengkaji dan mengimplementasikan solusi berkelanjutan. Di tengah tantangan ekonomi dan lingkungan yang kompleks, mahasiswa AMIKOM (Akademi Manajemen Informatika dan Komputer) Yogyakarta telah mengambil langkah yang berani dengan terlibat dalam upaya pengolahan magot di Desa Sengkan Joho. 

Desa Sengkan Joho, yang terletak di wilayah Sleman, Yogyakarta, merupakan daerah yang memiliki sungai. Namun, seperti banyak desa di Indonesia, manajemen limbah rumah tangga menjadi salah satu masalah utama. Limbah rumah tangga, seperti sisa makanan, sampah dapur, sampah organik, dll biasanya dianggap sebagai sisa yang tidak berguna dan seringkali dibuang begitu saja, tanpa dimanfaatkan secara optimal.

Di sinilah peran mahasiswa AMIKOM menjadi sangat penting. Dengan kepedulian terhadap lingkungan, mereka telah memulai program edukasi untuk mengajarkan warga desa tentang pengolahan magot. Magot adalah hewan omnivra yang dapa memakan segala jenis sampah organik. Pengolahan magot merupakan salah satu solusi yang berkelanjutan dalam mengurangi limbah pertanian serta menciptakan lingkungan yang bersih. 

Melalui serangkaian workshop, lokakarya, dan pelatihan praktis, mahasiswa AMIKOM telah membimbing warga Desa Sengkan Joho untuk memahami proses mengolah sampah organik dengan magot dari limbah rumah tangga yang tersedia di lingkungan sekitar mereka. Mereka juga berbagi pengetahuan tentang manfaat magot sebagai cara mengurangi sampah organik. 

Kegiatan mahasiswa AMIKOM ini juga memberikan dorongan inspiratif bagi desa-desa sekitarnya untuk mengadopsi praktik berkelanjutan serupa dalam pengelolaan limbah pertanian. Ini menandai langkah awal yang signifikan menuju pembangunan yang berkelanjutan dan kehidupan pedesaan yang lebih baik. 

Kolaborasi antara mahasiswa AMIKOM dengan masyarakat Desa Sengkan Joho dalam pengolahan magot adalah contoh nyata bagaimana pendidikan tinggi dapat menjadi agen perubahan positif bagi keberlanjutan lingkungan. Langkah ini bukan hanya tentang memperoleh pengetahuan, tetapi juga tentang penerapan praktis dan kolaborasi yang nyata untuk meningkatkan kualitas hidup bersama. Diharapkan upaya semacam ini akan terus berlanjut dan menginspirasi banyak pihak untuk turut serta dalam menjaga bumi kita dengan lebih baik.  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline