Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Sulthon

Pelajar Sekolah

Pejuang Mimpi

Diperbarui: 13 Oktober 2023   13:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 Gibran Seorang siswa yang penuh semangat dan Gibran mempunyai cita - cita menjadi atlet lomba lari, tetapi Gibran untuk menggapai cita - cita itu selalu terhambat oleh kenyataan pahit, dan kondisi tubuhnya yang juga lemah.       

 Tubuhnya yang lemah menjadi ejekan dan cemooh dari teman - teman nya juga memberi saran kepada Gibran yang sebaiknya menyerah saja karna dengan kondisi Gibran yang sangat lemah tidak bisa mengejar cita - citanya yang bagusnya Gibran mengganti cita - cita selagi masih SMA. 

Gibran tidak pernah menyerah. Setiap pagi Gibran bangun lebih awal sebelum matahari terbit, Gibran menginjakkan kakinya di lapangan untuk berlatih Gibran mencari pelatih yang bersedia membantunya mengasah bakatnya. 

Gibran juga memulai menjalani pola makan dan tidur yang lebih sehat menjadikan tubuhnya sebagai teman yang perlu diperkuat. Selama beberapa bulan Gibran bekerja keras tanpa henti. Setiap langkahnya di lapangan adalah langkah menuju mimpinya, dan ia tidak pernah melupakan betapa besar impian itu. 

Namun, perjalanan menuju untuk meraih cita-cita tidak pernah mudah teman-teman sekelasnya terus meremehkannya, bahkan ketika dia sudah berubah menjadi lebih kuat dan cepat keraguan merayap ke dalam pikirannya. 

Apakah dia benar-benar bisa membuktikan bahwa kelemahannya? bukan penghalang konflik di dalam dirinya semakin dalam, dan Gibran mendapati dirinya terjebak antara berjuang lebih keras atau menyerah. Gibran Mencoba mendaftarkan dirinya di sebuah Perlombaan yang mungkin dia bisa mengetes skill yang sudah dilatih selama ini. 

Hari perlombaan akhirnya tiba Gibran berdiri di garis start, jantungnya beregu kencang saat tembakan pistol peluncuran terdengar Gibran langsung lari secepat mungkin seperti anak panah dia merasa seperti sedang berlari menuju impian yang selama ini dia kejar. 

Namun, di tengah perlombaan, kekuatannya hampir habis. Dia ingin menyerah dan Gibran sudah tahu kalau dia akan kalah, tapi kemudian Dia teringat akan semua usaha dan pengorbanannya. Dalam ketegangan dan kekalahan Gibran menemukan kekuatan dan mencoba bangkit kembali untuk terus maju. 

 Dengan tekad yang membara Gibran terus berlari, sampai ke garis finish dengan nafas terengah-engah. Gibran akhirnya melintasi garis finish dengan kepala menghadap ke bawah karena dia sudah sangat lelah, dia beranggapan sebelum dia sampai ke garis finish mungkin sudah ada orang lain yang sampai ke garis finish. 

Saat pengumuman pemenang tiba, nama Gibran diumumkan sebagai juara lomba lari ke 1. Air mata kebahagiaan mengalir dari matanya, Gibran tidak hanya meraih prestasi, tetapi juga mengatasi semua hinaan dan keraguan yang pernah dialaminya. Ia belajar bahwa dengan tekad dan kerja keras, segala impian bisa menjadi kenyataan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline