Lihat ke Halaman Asli

Sul Man

Mahasiswa

DEKLARASI "Parlementum Aletheia" Menyatukan Musyawarah dan Kebenaran Oleh: Ketua SEMA UIN Mataram (Lukmanul Hakim)

Diperbarui: 18 Januari 2025   14:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lukmanul Hakim SEMA UIN Mataram 2025-2026


Momentum pergantian kepemimpinan SEMA Universitas Islam Negeri Mataram yang di selenggarakan pada tgl 17 Januari oleh KPUM-U membawa berbagai paradigma dan persfektif baru, terutama bagi saya yang di berikan amanah langsung oleh delegasi masing-masing Fakultas di ruang lingkup UIN Mataram, termasuk parlemen dan nilai filosofis yang kami bangun.
Nama Parlementum Aletheia membawa makna filosofis yang dalam dan sarat akan nilai-nilai luhur. Secara etimologis, nama ini berasal dari dua kata penting yang saling melengkapi. Parlementum adalah istilah dalam bahasa Latin yang berarti forum atau tempat musyawarah. Kata ini mencerminkan semangat keterbukaan, dialog, dan kolaborasi dalam pengambilan keputusan. Di sisi lain, Aletheia merupakan istilah dalam bahasa Yunani yang berarti kebenaran. Dalam konteks filsafat, aletheia tidak hanya merujuk pada kebenaran dalam arti harfiah, tetapi juga menggambarkan proses pengungkapan atau penyingkapan sesuatu yang tersembunyi, sehingga kebenaran menjadi nyata. Ketika dua kata ini digabungkan, Parlementum Aletheia menjadi sebuah simbol parlemen yang bertujuan untuk menciptakan ruang dialog yang adil, inklusif, dan selalu berlandaskan pada nilai-nilai kebenaran.

Nama ini bukan sekadar identitas, tetapi juga menjadi komitmen untuk menjaga integritas dan keadilan dalam setiap proses yang dijalankan. Parlementum Aletheia adalah refleksi dari cita-cita luhur mahasiswa untuk menjadikan forum ini sebagai pusat pengambilan kebijakan yang tidak hanya berpihak pada kepentingan bersama, tetapi juga memperjuangkan kebenaran dan kejujuran dalam setiap langkahnya. Semangat yang terkandung dalam nama ini mengingatkan bahwa musyawarah bukan hanya tentang mencapai kesepakatan, tetapi juga tentang mencari keputusan yang benar, adil, dan bijaksana.

Filosofi Parlementum Aletheia memiliki empat pilar utama. Pertama, keterbukaan, yang menekankan pentingnya memberikan ruang bagi semua aspirasi tanpa membedakan latar belakang. Kedua, pencarian kebenaran, di mana setiap keputusan harus didasarkan pada prinsip keadilan dan nilai moral. Ketiga, inovasi dan pencerahan, yang berarti bahwa setiap program dan kebijakan harus mendorong kemajuan dan membawa dampak positif yang nyata. Terakhir, musyawarah dan kolaborasi, yang mengutamakan kerja sama dalam menciptakan harmoni di lingkungan kampus.

Harapan besar tersimpan dalam nama ini. Parlementum Aletheia diimpikan menjadi sebuah lembaga yang tidak hanya menjadi wadah representasi mahasiswa, tetapi juga menjadi simbol keberanian untuk mengungkapkan kebenaran, membawa perubahan positif, dan memperjuangkan kepentingan bersama. Dalam setiap langkahnya, Parlementum Aletheia diharapkan mampu menjadi teladan bagi generasi muda, menunjukkan bahwa nilai-nilai kebenaran, kejujuran, dan keadilan adalah fondasi utama dalam membangun peradaban. Nama ini adalah janji untuk masa depan, sebuah komitmen yang akan terus dijaga demi kemajuan kampus dan masyarakat,

CEDIKIA, TERBUKA, UNGGUL.
SEMA AKTIF KAMPUS INKLUSIF

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline