Lihat ke Halaman Asli

Untukmu Kartini di Perantauan, Berjuanglah Kamu Bisa!

Diperbarui: 27 April 2019   17:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Menjalani kehidupan bersama kedua orangtua, keluarga besar dan handai taulan merupakan suatu hal yang sangat menyenangkan bagi setiap orang tanpa terkecuali. Betapa tidak, keluarga merupakan tempat terbaik, ternyaman, penuh cinta dan kasih sayang serta terciptanya jutaan kebahagiaan yang luar biasa hingga terciptanya zona nyaman yang mengancam.

Zona nyaman itu baik, akan tetapi dalam kondisi tertentu, zona nyaman dapat berbahaya jika dibiarkan berlarut-larut tanpa reaksi apapun. Seperti kutipan Steve Siebold dalam bukunya How Rich People Think, pernah menyebutkan bahwa "...orang-orang sukses justru merasa nyaman ditengah situasi atau kondisi yang tidak pasti. Mereka keluar dari comfort zone demi mencapai goal yang diinginkan". Disitu ditemukan titik temunya bahwa Orang Sukses berada pada kondisi yang tidak pasti.

Merantau menjadi alternatif untuk membebaskanmu dari zona nyaman. Berat memang, tidak semudah yang dibayangkan apalagi bagi perempuan. Sosok perempuan yang notabene terkenal sebagai sosok yang lemah, mudah rapuh dan sangat bergantung pada keluarga. Kekhawatiran berlebih dan tantangan luar biasa  juga akan ditemui saat memulai perantauannya.

Mengapa perempuan harus merantau untuk mencari kesuksesannya?

1. Merantau akan mengenalkanmu dengan tempat  baru hingga dunia baru 

Pada suatu masa, kita dilahirkan, bermain bersama teman-teman, tumbuh besar hingga menamatkan sekolah di kampung halaman. Tentunya kita sudah faham betul bagaimana kondisi lingkungan tempat kita tinggal, karakter orang-orangnya dan kebiasaan yang seringkali dilakukan di kampung halaman kita tersebut. 

Sangat menyenangkan memang, tapi tahukah ketika kita berada pada lingkungan yang hiruk pikuknya monoton tersebut, disitu kita akan kesulitan mendapatkan moodbooster dan greget untuk meraih kesuksesan. Sebenarnya bisa saja, tapi butuh berjuang lebih dari biasanya. Disitu kita akan kesulitan melakukan ATM ( Amati, Tiru, Modifikasi) hal baru dari kampung halaman kita.

Lain cerita ketika kita melakukan perantauan. Dari perantauan kita bisa mengukir mimpi tentang pengalaman baru, bertemu orang-orang baru, suasana baru dan ilmu baru yang tentunya bermanfaat untuk diri kita sendiri dan berharap agar ilmu baru tersebut dapat kita modifikasi dan terapkan di kampung halaman agar menjadi lebih baik. Memegang teguh pepatah : "Sejauh-jauhnya burung terbang, pasti akan pulang ke sarangnya". Agar nantinya tidak terlena di perantauan.

2. Perempuan menjadi sosok yang dikenal lemah, lebih manja, tetapi dengan merantau orang akan melihatmu begitu tangguh dan kuat

Dalam bahasa Jawa (Jarwa Dosok), kata wanita memiliki makna wani Ing tata. Wani yang berarti Berani dan Ing Tata yang bermakna ditata. Kalimat tersebut seolah berkonotasi bahwa perempuan itu lemah sehingga perlu ditata. Dikarenakan anggapan ke "lemah lembut an" nya tersebut kemudian perempuan diidentikkan dengan sosok yang begitu tak berdaya, lemah dan lugu. 

Akan tetapi siapa sangka, ketika seorang perempuan berani mengambil keputusan untuk merantau dan meninggalkan kampung halamannya untuk meraih kesuksesan, disitu dia akan mendapatkan satu poin utama yang tidak akan diperoleh oleh perempuan lainnya bahkan laki-laki sekalipun yang tidak melakukan perantauan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline