Lihat ke Halaman Asli

Peserta Konvensi Partai Demokrat Berdebat di Medan

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="673" caption="Panggung Debat Capres Konvensi Partai Demokrat di Medan"][/caption]

Debat Calon Presiden Konvensi Demokrat berlanjut di Medan, Sumatera Utara pada Selasa (21/01/2014). Sebanyak 6 peserta Konvensi beradu pendapat di pelataran Istana Maimun, Jl. Brigjen Katamso, Medan. Mereka adalah Dahlan Iskan, Pramono Edhie Wibowo, Gita Wirjawan, Ali Masykur Musa, Irman Gusman, dan Hayono Isman.  Dengan menggunakan penutup kepala dan sarung khas Melayu, semua peserta dipaksa mengemukakan seluruh gagasan terkait visi dan misi pencapresannnya dihadapan warga Medan.

Debat yang dipandu Hinca Panjaitan, materinya diarahkan fokus membahas persoalan energi dan infrastruktur. Berikut petikan pendapat peserta Debat Capres Konvensi Partai Demokrat.

Pertama, soal pertumbuhan ekonomi bagi masa depan Indonesia. Dahlan Iskan menegaskan bahwa Indonesia harus membuktikan bisa bangkit cepat. Ia mau ikut konvensi karena tidak mau arah pembangunan dibelokkan lagi. Strategi kedepan adalah membangun Sumatera, yang saat ini memiliki banyak keunggulan di banding Jawa. Sumatera menjadi tumpuan pembangunan energi dan pangan masa depan. Masalahnya, Sumatera belum memiliki infrastruktur yang memadai, sehingga suka tak suka, Sumatera harus dibangun untuk Indonesia kedepan.

Haryono Isman mengatakan jika dirinya ingin melanjutkan program Pak SBY. Ia hendak menjadikan petani sebagai profesi kelas I, bukannya kelas II.

Gita Wiryawan mengemukakan soal  problem demokrasi yang idealnya adalah sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Untuk itu birokrasi harus berubah untuk menjamin demokrasi. Korupsi mesti diberantas. Ketahanan pangan, energy, infrastruktur, harus dibarengi dengan birokrasi yang tidak korup, dan kemiskinan harus diturunkan. Untuk urusan bidang energy dan pangan tidak boleh ditangani orang partai.

Irman Gusman berpendapat bahwa Indonesia harus membangun daerah. Kebodohan dan kemiskinan harus diatasi untuk Indonesia lebih baik. Kebijakan ekonomi harus bertumpu pada kemandirian pangan dan energi.

Kedua, persoalan tantangan pasar bebas Dahlan Iskan mengaku dirinya tak puas kalau Indonesia hanya bisa jadi pasar global. Ia akan memanfaatkan kelebihan Indonesia sebagai Negara tropis dengan menggalakkan buah lokal yang bakal membanjiri Negara-negara empat musim. Ia menilai jika Tiongkok bukanlah pesaing, namun kita bisa saling mengisi pasar di Tiongkok. Dirinya sudah membuktikan jika buah tropis bisa diekspor ke Negara empat musim. Dan ini bakal ditingkatkan terus.

Haryono Isman mengatakan bahwa derajat buruh dan petani harus diangkat dengan jalan mengundang investor asing. Namun investor asing itu tidak boleh menurunkan derajat buruh dan petani.

Ali Masykur musa berpendapat jika Indonesia dalam globalisasi harus menaikkan anggaran riset untuk keunggulan Indonesia. Indonesia harus menjadi Negara Industri.

Menurut Irman Gusman, Pasar Bebas mulai 2015 harus diantisipasi dengan membangun pusat pertumbuhan baru. Inovasi teknologi harus menjadi keunggulan daya saing Indonesia melalui pengembangan SDM.

Sedangkan Gita Wirjawan berpendapat bahwa kita harus menghargai kontrak-kontrak Internasional, serta menggalakkan produk dalam negeri melalui pemberian insentif pengusaha dalam negeri.

Ketiga, soal komitmen pada Demokrasi Haryono Isman berpendapat jika Pancasila harus ditanamkan kepada seluruh generasi.

Ali Masykur Musa mengatakan bahwa Demokrasi tidak boleh dimonopoli serta tidak boleh melakukan praktek oligarki

Menurut Isman Gusman, konsep demokrasi Indonesia sudah baik. Kita hanya perlu keteladanan dari pemimpin.

Gita Wirjawan mengemukakan bahwa empat pilar demokrasi Indonesia harus dipertahankan. Demokrasi harus menjadi jaminan kepada siapa pun untuk tidak saling menindas.

Dahlan Iskan menuturkan jika Demokrasi itu intinya kesejahteraan. Maka, demokrasi harus menjadi alat menyejahterakan rakyat. Ia menambahkan, misalnya budaya rakyat Sumatera Utara pantas diaplikasikan secara Nasional. Lalu persoalan perbedaan keyakinan beragama harus dijamin.

Keempat, tentang komitmen pembangunan di Sumatera Utara, bagaimana konsep untuk mengatasi bencana letusan Gunung Sinabung? Ali Masykur Musa berpendapat bahwa bencana alam itu tidak hanya bencana Nasional, tapi juga bencana lingkungan karena salah kelola. Dirinya bakal moratorium izin tambang yang diobral seperti kacang goreng. Menurutnya, sumber daya alam bukan sepenuhnya miliki kita atau pemerintah sekarang.  Untuk itu lingkungan harus dijaga untuk anak cucu. Bencana Gunung Sinabung harus diatasi secara gotong royong

Irman Gusman menyebutkan bahwa bencana Gunung Sinabung harus menjadi bencana Nasional supaya ada solusi komprehensif.

Sedangkan Gita Wirjawan menambahkan jika korban mengeluhkan soal hilangnya lahan karena tertutup erupsi, sehingga Sinabung mesti dinyatakan sebagai bencana Nasional.

Dahlan Iskan menegaskan jika TNI, Polri, BNPB, Gereja, Masjid, punya peran besar. Sikap mereka mesti diapresiasi. Mengatasi bencana masa depan adalah soal ilmu pengetahuan. Sampai saat ini tidak ada yang memastikan kapan erupsi selesai, shingga kepastian itu harus dicari jalan keluarnya melalui ilmu pengetahuan.

Haryono Isman menyebutkan bahwa kita tidak mau belajar dari alam. Kedepan kita harus merubah paradigma terhadap bencana alam.

Kelima, soal krisis listrik di Sumatera Utara. Irman Gusmanberpendapat bahwa konsep penyediaan listrik di tiap daerah harus spesifik. Jangan semua terpola dari pusat. Sumatera Utara harus menggunakan sumber daya lokalnya untuk menjadi lumbung energi. Mengatasi sumber listrik butuh pemimpin yang menjamin pembebasan lahan. Pemimpin masa depan harus menjamin suku bunga murah. Misalnya, Malaysia manjamin suku bunga 1 persen, sedangkan kita 14 persen.Sehingga pemimpin harus bisa pastikan harga jualnya masuk dalam skema harga yang ditetapkan. Dahlan Iskan menyebutkan kalau malam ini Medan tidak mati listrik itu karena Pak SBY dan pemerintah sepakat untuk tidak memperpanjang kontrak PT. Inalum dengan Jepang. Begitu PT. Inalum kembali ke pangkuan RI, besoknya PT. Inalum langsung mengalirkan listrik untuk warga Sumatera Utara. Dahlan Iskan menambahkan jika sekarang kita punya pembangkit besar di Pangkalan Susu.  Namun masih terkendala menyangkut tandatangan untuk pembebasan tanah di empat persil tower di wilayah Pangkalan Susu, Langkat. Jika dirinya jadi presiden, ia akan teken saja karena investasi yang sangat besar itu kalah hanya oleh empat tower. Menurut  Haryono Isman, Green energy perlu digalakkan. Ia mengimbau tidak ada lagi yg memaku pohon-pohon,  sebab pohon adalah masa depan kita. Ali Masykur Musa mengatakan jika dirinya jadi presiden, harus ada kebijakan soal proyek untuk kepentingan umum. Dengan mengalihkan subsidi listrik agar masyarakat miskin menikmati subsidi, jangan subsidi dinikmati orang kaya. []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline