Lihat ke Halaman Asli

AIDS

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Parjan dikenal sebagai lelaki mata keranjang. Pada suatu sore ia melihat seorang wanita cantik melintas di depannya. Perawakannya tinggi semampai, rambutnya panjang terurai dan kulitnya putih bersih. Wanita  itu betul-betul menarik perhatian Parjan. Parjan pun lalu membuntutinya. Wanita itu tampaknya tahu, ia pun berhenti seperti menunggu Parjan di bawah pohon serut itu.

"Mau ke mana, mbak ?" tanya Parjan mendahului.

"Hanya jalan-jalan  kok, mas !" jawabnya.

"Mbak ini rumahnya mana, kok saya belum pernah lihat ?!" tanya Parjan kembali.

"Akh masak sih, saya saudaranya bu Prawiro yang di Jakarta." kata wanita itu sembari menunjuk arah kampung sebelah.

"Oo..!" kata Parjan seperti sudah paham.

Parjan lalu memperhatikan wanita  itu dari dari ujung rambut sampai pangkal kaki. Sungguh luar biasa cantiknya !  Wanita itu tersenyum manis.

"Mas ada waktu tidak ?" tanya wanita itu.

"E, memangnya kenapa ?" tanya Parjan penasaran.

"Kalau  mau, temani aku duduk-duduk di gubuk itu !" pinta wanita cantik itu agak manja.

"Oh ya, mau-mau !" jawab Parjan mantap.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline