Siapa sih yang tidak kenal dengan Kantung Semar (Nepenthes) atau tumbuhan karnivora. Tumbuhan ini biasanya ditemukan di kawasan tropis, seperti Indonesia, Malaysia, Filipina dan sebagainya. Tumbuhan ini terdiri dari 160 spesies dan sekitar 70 spesies hidup di Indonesia.
Tumbuhan ini memiliki penyebaran yang luas, yaitu dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Tumbuhan ini banyak di temukan di lahan/rawa gambut yang miskin unsur hara karena karena kandungan asam yang tinggi.
Tumbuhan ini dan menjalar di batang pohon sebagai tumpuan. Kantung semar memiliki sulur yang membentuk kantong di ujung daun untuk memerangkap mangsa seperti serangga demi memenuhi nutrisi yang tidak tersedia dari habitat asli.
Bagi masyarakat yang hidup di lahan gambut hewan berbisa seperti ular, lipan, kalajengking, tarantula, lebah dll sudah biasa mereka jumpai. Tetapi kita harus berhati-hati jika terkena gigitan/sengatan hewan berbisa tersebut. Banyak pekerja kebun yang terkena sengatan lebah, atau gigitan lipan dan efeknya panas, sakit dan bengkak hingga beberapa hari, Bahkan ada yang meninggal dunia.
Untuk mengurangi efek racun dari sengatan atau gigitan hewan berbisa tersebut bisa memanfaatkan pucuk tumbuhan kantong semar dengan mengunyah dan menelannya. Jika menggunakan akar kantung Semar, potong akar jantung Semar sepanjang 5 cm kupas kulit luarnya, masukkan ke dalam gelas, tuang air mendidih, diamkan hingga hangat kuku, minum air tersebut. Insyaallah akan berkurang rasa sakit, panas dan nyerinya. Walaupun tidak berpengaruh terhadap efek bengkaknya. Bengkak tersebut akan berangsur-angsur mengempis dengan sendirinya.
Meskipun belum ada penelitian tentang kandungan zat pada tumbuhan tersebut secara klinis.
Setidaknya artikel ini bisa bermanfaat bagi masyarakat yang tinggal di daerah pedalaman dan bisa di manfaatkan sebagai pertolongan pertama jika ada yang terkena gigitan/sengatan hewan berbisa ketika bekerja di hutan/ kebun yang jauh dari pemukiman warga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H