Lihat ke Halaman Asli

SULISTIYANI SPd

GURU SMP Negeri 1 Boyolali

KepePHET

Diperbarui: 30 Maret 2024   11:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hal yang melatarbelakangi SMP Negeri 1 Boyolali melaksanakan Kegiatan Pemanfaatan PhET simulasi dalam pembelajaran IPA adalah Implementasi kurikulum merdeka yang diterapkan pada satuan pendidikan dalam rangka pemulihan pembelajaran menuntut peserta didik untuk lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Fokus implementasi kurikulum merdeka adalah pemanfaatan teknologi dan komunitas belajar untuk saling berbagi praktik baik. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat termasuk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran. Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mewajibkan peserta didik mampu mengembangkan sikap kreatifnya agar mampu bersaing di lingkup global.

Adanya pergeseran paradigma belajar abad ke-21 yaitu pembelajaran diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber observasi, bukan diberi tahu. Untuk menghadapi pembelajaran abad 21, peserta didik dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, pengetahuan dan kemampuan literasi digital, literasi media, serta menguasai teknologi informasi dan komunikasi. Kegiatan pembelajaran IPA secara bertahap memperkenalkan tiga kegiatan terpadu melalui pembelajaran teori dan praktikum. Terbatasnya kegiatan praktikum di dalam laboratorium karena berbagai factor berdampak rendahnya pemahaman peserta didik terhadap pembelajaran IPA.Rendahnya minat belajar peserta didik pada pelajaran IPA khususnya fisika, karena guru belum maksimal memanfaatkan media pembelajaran. Rendahnya hasil belajar atau penguasaan pelajaran IPA khususnya fisika, peserta didik menganggap IPA fisika adalah mata pelajaran yang sulit, identic dengan rumus sehingga sulit untuk dipahami dan kurang menarik untuk dipelajari.

Isu strategis yang melatarbelakangi kami membuat inovasi ini adalah:

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat juga mempengaruhi perkembangan media pembelajaran berbasis komputer dalam dunia pendidikan. Media pembelajaran tersebut dapat berupa buku elektronik (ebook), video animasi, video interaktif, slide power point, berbagai program flash hingga laboratorium virtual. Dengan adanya media pembelajaran tersebut, informasi kepada peserta didik dalam proses belajar mengajar sangat bermanfaat bagi pendidik. SDM yang unggul harus dibentuk sejak dini, melalui pendidikan baik formal maupun non formal. Untuk menjadi SDM yang unggul peserta didik harus memiliki sifat yang cerdas, adaftif, kreatif, inovatif, terampil dan juga bermartabat. Selain itu peserta didik juga harus mau dan mampu bekerja sama tim atau teamwork.

Kemunculan revolusi industri 4.0 telah mengubah banyak hal di semua sektor, yang pada awalnya membutuhkan banyak pekerja untuk mengoperasionalkan sekarang digantikan dengan penggunaan mesin teknologi termasuk juga dalam sektor pendidikan. Pendidikan 4.0 merupakan istilah umum yang digunakan oleh para ahli teori pendidikan untuk menggambarkan berbagai cara mengintegrasikan teknologi baik secara fisik maupun tidak ke dalam pembelajaran. Dengan adanya pandemi Covid-19 kita baru menyadari betapa pentingnya penerapan teknologi dalam pendidikan. Untuk dapat menjadi bangsa yang maju, kita harus dapat beradaptasi dengan semua perubahan yang ada. SDM yang berkualitas utamanya generasi milenial diharapkan tidak hanya menjadi pengguna yang pasif. Peserta didik diharuskan juga memahami penggunaan teknologi yang menunjang keberlangsungan kegiatan belajar mengajar, tidak hanya sosial media saja.

Pendidik harus selalu mengupdate dirinya, baik perkembangan pendidikan 4.0 maupun perkembangan teknologi. Pendidik yang mengerti dan menguasai teknologi digital akan memudahkan mentrafsfer ilmunya melalui kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan isu-isu strategis tersebut, KepePhET (Kegiatan Pemanfaatan Simulasi PhET Dalam Pelajaran IPA) sebagai media pembelajaran interaktif, diharapkan dapat meningkatkan minat belajar IPA. Dengan meningkatnya minat belajar maka pemahaman materi diharapkan juga meningkat, yang pada akhirnya hasil belajar atau penguasaan materi IPA juga meningkat.

Inovasi kegiatan pemanfaatan simulasi PhET dalam pembelajaran IPA memiliki beberapa tujuan yang sangat penting, yaitu untuk:

Meningkatkan pemahaman konsep-konsep IPA yang kompleks di antara peserta didik. Simulasi ini memungkinkan peserta didik untuk mengalami konsep-konsep tersebut secara langsung melalui interaksi virtual, sehingga membantu mereka memperdalam pemahaman dengan cara yang lebih nyata dan terukur. Meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik terhadap IPA. Pengalaman belajar yang interaktif dan menarik melalui simulasi PhET dapat merangsang rasa ingin tahu peserta didik dan menginspirasi mereka untuk menjelajahi lebih jauh dalam materi IPA. Hal ini menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan positif, yang pada gilirannya dapat meningkatkan prestasi hasil belajar dan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran.

Mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan analitis peserta didik. Dengan memperhatikan berbagai fenomena dan eksperimen dalam simulasi, peserta didik diajak untuk mengamati, menganalisis data, dan membuat kesimpulan logis. Hal ini membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir yang esensial untuk pemecahan masalah di dunia nyata. Mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan global yang semakin kompleks di bidang IPA. Dengan mengintegrasikan teknologi simulasi PhET dalam pembelajaran, peserta didik tidak hanya memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep-konsep IPA, tetapi juga mengembangkan keterampilan digital yang krusial untuk sukses di era modern yang semakin terkoneksi secara teknologi.

Kegiatan pemanfaatan simulasi PhET dalam pembelajaran IPA memanfaatkan simulasi PhET menawarkan sejumlah manfaat yang penting bagi perkembangan peserta didik. Manfaat tersebut antara lain:

 Penggunaan simulasi PhET memungkinkan peserta didik untuk mengalami eksperimen yang realistis tanpa harus menggunakan peralatan fisik yang mahal atau berpotensi berbahaya. Hal ini membuat mereka dapat mengembangkan keterampilan observasi, analisis, dan eksperimen secara aman dan efektif. Simulasi PhET memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjelajahi konsep-konsep IPA yang kompleks dengan cara yang lebih interaktif dan menarik. Hal ini dapat membantu mereka menginternalisasi konsep-konsep tersebut dengan lebih baik daripada pembelajaran yang bersifat pasif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline