TAHUKAH ANDA? Teknologi digital penting diajarkan pada anak usia dini. Melalui edukasi teknologi digital, anak usia dini akan belajar mengembangkan kreativitas, inovasi, dan daya imajinasi. Melalui edukasi ini pula orangtua bisa menuntun anak untuk mengembangkan keberagaman intelegensia (multiple intelligences) di usia dini. Tanpa mengenal teknologi digital sejak usia dini, seorang anak akan mengalami kesulitan untuk mengaktualisasikan diri di era mutakhir.
Namun, anak usia dini perlu memperoleh edukasi teknologi digital yang tepat. Agar upaya edukasi teknologi digital bisa mengembangkan multiple intelligences tanpa kehilangan hak untuk bermain dan sehat. Dalam edukasi ini, orangtua memiliki peran yang sangat signifikan.
Bermain Sambil Belajar
Agar optimal, edukasi teknologi digital pada anak usia dini dapat kita rumuskan sebagai konsep: bermain sambil belajar. Hal tersebut disebabkan secara psikologis anak usia dini berada pada fase bermain (play). Orangtua memiliki peran penting dalam menuntun anak dalam 'bermain sambil belajar' di ranah edukasi teknologi digital. Tanpa bermain sambil belajar dan pendampingan orangtua, pengenalan pada teknologi digital berupa media sosial berpotensi besar menimbulkan dampak negatif baik terhadap kesehatan fisik ataupun kesehatan mental.
Bermain dalam konteks pengenalan (edukasi) teknologi digital bisa kita sebut 'permainan edukasi'. Agar upaya pengenalan pada teknologi digital tidak merusak atau merampas hak anak usia dini untuk bermain (play). Orangtua dan seluruh pihak yang mengambil peran sebagai edukator, harus menghadirkan suasana bermain.
Melalui fase bermain inilah, anak usia dini beradaptasi dengan lingkungan dan mengembangkan multiple intelligences. Beberapa multiple intelligences meliputi: kecerdasan linguistik, logik-matematik, spasial, musik, kinestetik, interpersonal dan intrapersonal, serta kecerdasan naturalis. Tentunya, kita tidak berharap teknologi digital membawa dampak negatif bagi anak usia dini.
Oleh karena itu, keluarga terutama orangtua, perlu memiliki inisiatif mendampingi anak dalam mengenali teknologi digital. Hal ini penting agar edukasi teknologi digital tidak menggerus multiple intelligences yang telah dianugerahkan Tuhan, tetapi mengembangkan dan memupuk potensi tersebut.
Agar edukasi teknologi digital efektif dalam pengembangan multiple intelligences dan konsep bermain sambil belajar, materi teknologi digital yang diberikan pada anak usia dini, sebaiknya dikemas dalam aplikasi permainan digital (games). Permainan edukasi teknologi digital bagi anak usia dini perlu untuk diselaraskan dengan multiple intelligences. Supaya edukasi teknologi digital bisa efektif dan efisien dalam mengembangkan talenta alamiah dan daya kreativitas anak.
Perbedaan multiple intelligences menimbulkan keberagaman materi 'permainan edukasi' digital yang semestinya diberikan pada anak usia dini. Anak yang memiliki kecerdasan di bidang logik-matematik sebaiknya diberikan materi yang sesuai dengan logik-matematik. Misalnya, aplikasi games yang berkaitan dengan angka-angka dan hitungan. Anak yang memiliki kecerdasan di bidang musik, sebaiknya diberikan materi yang berkaitan dengan musik, seperti games yang berkaitan dengan aplikasi games yang berkaitan dengan seni musik. Anak yang memiliki kecerdasan di bidang linguistik dapat diberikan games dalam berbagai bahasa, sehingga bisa mengembangkan talenta kemampuan menguasai berbagai bahasa (polyglot) lebih awal.
Di sisi lain, anak yang memiliki kecerdasan kinestetik dapat diberikan permainan digital yang terkait dengan pengembangan gerak fisik. Anak yang memiliki kecerdasan spasial dapat dikenalkan pada dasar-dasar disain digital. Anak yang memiliki kecerdasan naturalis dapat dikenalkan games yang berkaitan dengan alam, hewan, tumbuhan, dan lingkungan hidup. Bagi anak yang memiliki kecerdasan interpersonal dan intrapersonal, bisa diberikan games yang terkait dengan sitem dan pengorganisasian.
Selain games, materi digital dalam edukasi dapat berbentuk menulis dan menggambar dengan penggunaan perangkat lunak (KidPix), menyaksikan tutorial keterampilan keterampilan praktis, materi digital yang berbentuk buku cerita yang bisa menampilkan suara dan gambar bergerak, dan berbagai materi lainnya yang memberi stimulus kegembiraan bagi anak dalam edukasi tersebut.