Lihat ke Halaman Asli

"Puncak"-nya kota Jakarta

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta sebagai Ibukota sudah pada "puncak"nya dengan berbagai permasalan dan berbagai aspek kehidupan kota Jakarta, proses perkembangan awal Jakarta sebagai Ibukota tak di imbangi dengan dimensi hukum sebab akibat yang akhirnya sekarang sudah pada puncaknya baru ramai - ramai membicarakan jalan keluar, lebih ironis lagi di zaman sekarang berbagai fenomena alam dikait-kaitkan dengan pola fikir jauh ke belakang yakni dengan pikiran -2 yang "Mistik" yang menjauhkan pikiran - pikiran yang logik,

Jakarta sebagai ibukota tak semestinya semua departemen terpusat pada satu kota yakni Jakarta,....dan sentra -sentra lain juga tidak harus berlokasi di Jakarta sehingga egoisnya Jakarta sudah mulai dirasakan akibatnya, pembangunan yang megah, mewah dengan egonya tidak mengindahkan faktor alam sebagai bumi yang tidak mati sebgai contoh dalam bumi sendiri juga membutuhkan air untuk resapan agar tidak kosong.....ego kemewahan dan kemegahan pembangunan Jakarta metropolitan banyak menimbulkan  gejolak kehidupan sosial yang mengerikan, mulai dari kebebasan dg topeng modernisasi, kesempatan kerja yang jelas tidak terpenuhi menimbulkan banyak pengangguran dan masih banyak lagi fenomena sbg akibat kesombongan sebagian sosok manusia berakibat mengubah pola tingkah laku dan sifat sosok manusia lainnya.....sehingga situasi dan kondisi menjadi tidak aman contoh ; peristiwa pemerkosaan, perampokan, pencurian, pembunuhan dan yang ringan tapi berakibat besar adalah kasus tawuran mulai antar pelajar, kampung dan suku.

Perpindahan Ibukota tak semudah ringkasan diatas kertas......baru pemikiran banyak orang sudah mulai bertindak untuk pindah duluan dengan menguasai sebagian wilayah, begitu juga wilayah yang akan dijadikan sebagi ibukota tak mau ketinggalan untuk membentengi wilayahnya agar tidak dikuasai oleh dari daerah lain,

Semua Departemen tidak dalam satu wilayah,

Dengan perkembangan tehnologi informasi.........koordinasi antar departemen dapat dilakukan dengan jaringan internet sehingga tidak menjadi alasan tidak bisa koordinasi antar departemen, dengan tersebarnya kantor departemen pusat di berbagai kota pembangunan dapat merata dan akibatnya kehidupan ekonomi meningkat pendapatan masyarakat meningkat sbg contoh ; Departemen perikanan dan kelautan di kota Semarang, Departemen pertanian di Bogor, Departemen ekonomi dan perdagangan di Surabaya dsb.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline