Lihat ke Halaman Asli

Sulasmi Kisman

Warga Ternate, Maluku Utara

Mengulik Potensi Limbah Saat Berkunjung ke Pabriknya

Diperbarui: 25 Agustus 2020   17:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Produksi Tahu di UD. Kawisari, Jambula Ternate [dokpri, 2020]

Kunjungan ke Pabrik Tahu Jambula

Tahu goreng, bakso tahu, oseng-oseng tahu, tahu bakar dan aneka penganan tahu lainnya yang tak mungkin disebutkan satu per satu. 

Tahu adalah teman tempe, yang juga merupakan hasil fermentasi kedelai. Tahu difermentasi dengan asam cuka, batu tahu dan garam. Sementara tempe dalam prosesnya melibatkan kapang Rhyzopus.

Tahu menjadi menu makanan pilihan masyarakat karena harganya yang merakyat. Tahu merupakan pangan sumber protein nabati. Dilansir hellosehat.com, dalam 100 gram tahu memiliki kandungan energi 80 kal, protein 10,9 gram, lemak 4,7 gram, karbohidrat 0,8 gram, serat 0,1 gram, kalsium 223 mg, natrium 2mg dan fosfor 183 gram.

Di Ternate terdapat beberapa pabrik tahu, satu diantaranya adalah pabrik tahu Jambula. Masyarakat sekitar lebih familiar dengan pabrik tahu Jambula karena letaknya yang berada di Kelurahan Jambula, Pulau Ternate. Namun sebenarnya tempat produksi tahu ini merupakan Industri Kecil Menengah (IKM), bernama UD. Kawisari.

Potret UD. Kawisari saat produksi [dokpri, 2020]

Sore, 8 Agustus 2020 saya berkunjung ke tempat produksi UD. Kawisari. Sebelumnya saya meminta izin kepada pengelola. Sebagai pelanggan setia, saya diberi kesempatan untuk berfoto ria oleh pemiliknya Ibu Hj. Mursih. "Monggo," begitu cara beliau mempersilakan.

Mulanya tertarik melihat bagaimana pengelolaan limbah di pabrik tahu. Mengingat saya, ibu Virla dan pak Bambang yang bekerja dalam satu atap bermaksud membuat alat khusus untuk meminimalisir limbah. Bukan tidak beralasan! Catatan media beberapa tahun silam terkait pembuangan limbah ke laut dikhawatirkan berdampak tak baik bagi lingkungan.

Namun sembari itu juga ingin menengok langsung proses pembuatan tahu. Meskipun terbilang sering pergi ke UD. Kawisari karena lokasinya yang dekat dengan rumah tetapi baru sore itu, saya melihat langsung proses produksinya. Dengan senang hati saya berkeliling diantara para pekerja yang sibuk bekerja.

Kedelai mula-mula dikering-anginkan. Biasanya juga ditampi dengan nampan besar sebelum masuk pada tahap penggilingan. Ini penyortiran. Tahu yang diproduksi memang harus dibuat dari biji kedelai pilihan.

Sebelum masuk pada tahap penggilingan, kedelai yang telah disortir direndam semalaman. Ada juga yang hanya merendamnya antara 2 sampai 3 jam. Tujuannya agar tektur kedelai menjadi lebih lunak dan memudahkan tahap penggilingan.

Di UD. Kawisari kedelai digiling menggunakan mesin. Satu hari bisa memproduksi satu ton atau 1000 kilogram kedelai. Kedelai-kedelai tersebut dipasok dari Surabaya dan diberi harga Rp. 12 ribu per kilogramnya. Kedelai yang sudah halus kemudian dididihkan dalam sumur besar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline