Lihat ke Halaman Asli

Sulasmi Kisman

Warga Ternate, Maluku Utara

[Write on - Kompasiana] Cinta Menulis dan Mencintai Guru Menulis

Diperbarui: 21 Mei 2017   14:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rindu saya mencuat pada Kompasiana, semenjak 2014 membuat akun, terhitung hampir tidak pernah sama sekali menulis kembali. Beberapa hari yang lalu saya menyempatkan kembali membaca artikel-artikel di Kompasiana. Ada beberapa tulisan yang mengulas postingan tugas mahasiswa, dan ini pun menyita perhatian saya. Bagaimana tidak, sebagai mantan mahasiswa dan pernah pula punya semangat yang tinggi untuk belajar menulis dan punya impian menjadi penulis menjadikan saya harus terus mencinta khususnya pada pekerjaan menulis dan mungkin pada guru menulis-nya hehehe.

Menulis (dalam hemat saya) merupakan pekerjaan yang tidak mudah, butuh jam terbang tinggi untuk bisa menjadikan tulisan kita diterima dan dinikmati khalayak umum. Adanya petuah tentang menulis, bahwasanya “semua penulis pasti gemar membaca, tetapi tidak semua yang gemar membaca bisa menulis”, ‘Bisa’ yang dimaksudkan disini adalah sebagaimana pada kalimat sebelumnya yaitu “untuk bisa merangkai kata dan menjadikan tulisan kita diterima dan bisa dinikmati semua pembaca”. Sederhana-nya kesemuanya itu membutuhkan proses, tidak instan bro and sista.

Meski tidak semudah membalikkan telapak tangan, Menulis tetap menjadi pekerjaan yang cukup menyenangkan dan meng-untung-kan (colek pemenang-pemenang lomba menulis) ;)

Mohamad Kurniawan dalam artikelnya “Menulislah, maka Dirimu akan Sehat Jiwa dan Raga” menjelaskan bahwa Menulis bisa dijadikan terapi penyakit psikosomatik malignant, sebuah penyakit yang timbul akibat stress, kuatir dan kecemasan yang berlebihan. Konon penyakit ini pernah diderita Pak Habibie setelah ditinggal pergi oleh ibu Ainun sampai pada level akut.

Tulisan Syifa Ann tentang “Yang Perlu Dipahami Dosen Sebelum Meminta Mahasiswa Menulis di Kompasiana” telah membelalakkan mata saya betapa pentingnya Menjadi Contoh dan bukan hanya sekadar bisaMemberi Contoh. Dalam tulisannya Syifa mengajak semua kalangan khususnya tenaga pendidik ataupun dosen untuk menjadi Kompasianer aktif, bukan hanya sekadar punya akun lantas kemudian jarang diisi. Jika harus jujur, maka dengan ini saya pun mengakui bahwa saya cukup termotivasi.

                                                                                                                                      [Tulisan Syifa Ann] kompasiana.com

Mungkin gerakan Cinta Menulis dan Mencintai Guru Menulis bisa Menjadi Contohyang paling sederhana.

Cinta Menulis

Gerakan cinta menulis sepertinya harus ditanamkan oleh siapa saja, pelajar, mahasiswa, dosen ataupun tenaga pendidik. Gerakan ini akan menjadikan semangat untuk belajar dan belajar. Menulis bisa dimulai kapan saja, tidak terbatas. Era digital saat ini memungkinkan siapa saja untuk bisa menulis bahkan pun menjadi penulis. Namun yang perlu diingat adalah berusahalah untuk berkalaborasi dengan diri (Syifa Ann, 2017). Selanjutnya mengutip Syifa Ann dalam tulisannya ‘Tulisanmu: Jarimu, Pikiranmu, Mulutmu’  bahwa tulisan kita bagaikan Merpati, disaat di lepaskan kepada pembaca maka cepat atau lambat akan mendapat umpan balik-nya. Umpan balik itu bisa saja serupa es krim ataupun kerak hangus, kesemuanya tergantung jari, pikiran dan mulutmu. Tetaplah menulis dengan jujur, bijak dan memilih kata-kata yang baik. 

Mari mulai dengan menuliskan hal-hal baik dengan sederhana. Karena Verba volent srcipta manent bahwa apa yang dikatakan akan lenyap namun apa yang tertulis akan terkenang dalam keabadian.

verba-volant-scripta-manent-by-ferralitowa-d8gom69-59213c8bcf7e617422f691f8.jpg

                                                                                                                          [verba volent scripta manent] google.com
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline