Lihat ke Halaman Asli

Banarkah Ada Mata Pelajaran yang Hilang dalam Kurikulum 2013

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Memang berbicara pro-kontra mengenai masalah kurikulum sepertinya akan terus berlanjut. Terutama beberapa protes yang disuarakan guru mata pelajaran tertentu yang katanya akan dihilangkan. Sepertinya sosialisasi untuk perubahan kurikulum ini tidak bergitu mengena ke ruang publik,  karena pengertian kurikulum integratif ternyata masih dikhawatirkan akan menghilangkan "ladang" bagi guru mata pelajaran.

Sejenak kalau kita berfikir kepentingan prbadi, maka perubahan kurikulum bagi sebagian guru bisa jadi derita baru. Tapi beberapa ibu termasuk saya juga mempertanyakan kurikulum yang kini berlaku di SD. sebagai guru saya berfikir bahwa pembelajaran sangat memberatkan bagi siswa. seandainya boleh usul,  di Sekolah Dasar terutama kelas 1 dan kelas 2 cukup 2 mata pelajaran saja yang dipelajari, Bahasa Indonesia, Matematika. alasannya cukup sederhana, di kelas satu dan 2 Sekolah dasar perlu memperkuat Dasar pembelajaran sebelum mengikuti pembelajaran pada jenjang selanjutnya. Matematika adalah dasar bagi belajar materi yang lain, kalau dasar matematika kuat maka siswa juga bisa belajar kelompok mata pelajaran Sains di jenjang berikutnya tanpa harus kesulitan menghitung. Bahasa Indonesia lebih penting sehingga dasar mesti kuat, di mata pelajaran ini siswa belajaran memahami isi bacaan, bagaimana cara belajar melalui bacaan, pemahaman siswa terhadap bacaaan sangat berpengaruh sehingga ketika siswa belajaran mata pelajaran lain, siswa tidak akan kesulitan lagi karena mereka membaca dan paham. sedangkan belajar pada jenjang selanjutnya baru bisa ditambah dengan mata pelajaran lain.

pada jenjang Sekolah Menengah kekhawatiran guru lebih kepada hilangnya beberapa mata pelajaran, perlu dicatat, issue yang beredar sekarang ini,  bahwa mata pelajaran bahasa Sunda dan PLH akan dihilangkan. Isu itu berkembang karena di pelajaran Muatan Lokal yang awalnya ada bahasa daerah, TIK, dan PLH, di kurikulum 2013 menjadi Pendidikan Jasmani dan Olahraga, Seni Budaya, dan Prakarya. Sehingga guru mata pelajarantersebut sekarang "agak khawatir" jika bidang studi mereka hilang.

Sebenarnya sosialisasi kurikulum ini memang belum tuntas. Mengenai Integrasi mata pelajaran memang sering juga disuarakan. Pelajaran bahasa daerah sebenarnya bisa diintegrasikan ke mata pelajaran Seni Budaya, seni Budaya yang dipelajari utamakan adalah seni Budaya daerah yang di dalamnya termasuk bahasa daerah. begitu pula dengan PLH, bisa diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Prakarya salah satunya adalah bagaiman mendaur ulang sampah menjadi sebuah prakarya.

Sepertinya perlu waktu untuk memahami kurikulum baru, kenyataannya menerapkan KTSP pun serasa belum tuntas bagi guru yang selama ini menjadi pelaku utama  dalam mengemban tugas sebagai pendidik bagi siswa. sekarang kekhawatiran bahwa beberapa mata pelajaran akan hilang menimbulkan keresahan di kalangan pendidik sehingga ada beberapa demonstrasi guru yang menolak perubahan kurikulum.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline