Lihat ke Halaman Asli

Batas Keangkuhan

Diperbarui: 4 September 2018   19:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: todocoleccion

angin sore ini sungguh berkesan
seakan membawa pesan terlupakan
memaknai musim sungguh keniscayaan
tak harus menggerutu dan umbar umpatan

tiada pantas aku berharap yang tak kumiliki
seperti kemarau ingin mendekap pelangi
tak mungkin hadir embun di senja hari
yang pasti bulan gantikan mentari

nyanyi tekukur selalu mengingatkan
betapa rasa bersyukur sering aku abaikan
karunia alam indah sering aku telantarkan
rajutan persaudaraan terkoyak kecemburuan

inikah bukti terima kasihku tuk sang pencipta
tegakkan keangkuhan musuhi yang berbeda
mestinya sadari tiada mungkin aku berdaya
melawan kebesaran hakiki alam semesta

keterbatasan diri senantiasa abadi
menjaga naluri mendengarkan nurani

***
Solo, Selasa, 4 September 2018, 18:04
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline