Lihat ke Halaman Asli

Serpih di Mata Seseorang

Diperbarui: 16 Agustus 2018   09:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: jatim times

Pernah ada seorang pencuri makanan tertangkap dan diperintahkan raja untuk digantung. Saat ditanya apakah dia ingin berbicara untuk terakhir kalinya, pencuri itu menjawab, “Ketahuilah raja, bahwa saya dapat menanam satu biji apel dan biji itu akan bertumbuh dan berbuah dalam satu malam. Itulah rahasia yang diajarkan oleh ayahku dan saya berpikir, sayang bila pengetahuan itu mati bersama saya.”

Pada hari berikutnya, waktu telah ditentukan untuk menanam sebuah biji apel. Pencuri itu menggali lubang dan mengatakan, “Biji ini hanya dapat ditanam oleh seorang yang tidak pernah mencuri atau mengambil sesuatu yang bukan miliknya. Sebagai pencuri, tentunya saya tidak dapat melakukan ini.”

Raja meminta perdana menteri untuk menanam biji apel itu tetapi dia ragu-ragu dan mengatakan, “Tuan yang mulia, ketika saya masih muda, saya ingat saya pernah menyimpan satu barang bukan milik saya. Saya tidak dapat menanam biji ini.”

Ketika bendahara diminta untuk menanam biji itu, dia memohon maaf kepada raja dengan mengatakan bahwa dia pernah menipu seseorang karena soal sejumlah uang. Pada gilirannya, raja juga ingat bahwa dia pernah mengambil dan menyimpan benda berharga milik ayahnya.

Pencuri itu berpaling kepada mereka dan berkata, “Tuan-tuan adalah orang-orang yang terhormat dan berkuasa. Tuan-tuan tidak menginginkan sesuatu lagi tetapi tuan-tuan tidak dapat menanam biji apel ini. Tetapi saya, yang mencuri makanan sedikit untuk dapat bertahan hidup, harus digantung.” Raja senang dan puas dengan kebijaksanaan orang itu dan mengampuni dia.

Salam damai penuh cinta.

***

Solo, Selasa, 14 Januari 2014

Suko Waspodo

suka idea

antologi puisi suko

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline