Lihat ke Halaman Asli

Partai Demokrat Sudah Sepantasnya Dihukum oleh Publik

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seperti diketahui, elektabilitas Partai Demokrat terus merosot setelah sejumlah petingginya terjerat kasus korupsi. Di antaranya adalah mantan Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat Andi Alfian Mallarangeng, dan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.

Begitu banyak kasus korupsi di Demokrat akhirnya juga menciptakan kegaduhan di internal partai tersebut. Buntutnya, partai koalisi pendukung pemerintah mulai tidak solid, dan sorotan publik ke Demokrat juga semakin sinis.

Menurut anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Hayono Isman, Partai Demokrat merasa dihukum berat oleh publik sehingga sulit meningkatkan elektabilitasnya. Penyebabnya adalah sederetan kasus korupsi yang melibatkan para petinggi partai penguasa tersebut selama ini.

Sudah sewajarnya kalau publik menghukum berat partai tersebut dan tidak mempercayainya lagi. Mana ada rakyat mau dikibuli oleh partai yang bersemboyan anti korupsi tapi kenyataannya justru menjadi partai yang sangat koruptif.

Sangat masuk akal kalau media dan bahkan sebagian besar publik terus menyoroti sepak terjang partai ini. Apapun yang dikatakan oleh para pengurus Partai Demokrat dan bahkan Ketua Dewan Pembinanya sudah tidak dipercaya publik lagi. Inilah risikonya sebuah partai politik pemenang pemilu apabila tidak konsisten dan bahkan melanggar janjinya kepada rakyat.

Partai Demokrat akhirnya hanya tinggal menunggu waktu keruntuhannya. Satu demi satu perilaku busuk para politisinya dan terutama perilaku korupsinya semakin terkuak. Cepat atau lambat mereka akan segera berurusan dengan KPK. Apalagi manakala 2014 nanti mereka tidak lagi memenangi pemilu.

Selamat menyambut keruntuhanmu Partai Demokrat, publik memang berhak untuk menghukummu. Bersiaplah dengan gemetar para politisimu yang korup untuk berhadapan dengan hukum.

Salam damai penuh cinta.

***

Solo, Sabtu, 4 Januari 2013

Suko Waspodo

www.sukowaspodo.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline