Lihat ke Halaman Asli

Sambel Bawang

Diperbarui: 11 Agustus 2015   23:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1405746621126472303

 

matahari baru beranjak namun perutku sudah berontak
suara khas keroncongannya mengalahkan musik cadas
inilah akibat kemarin aku tak makan dengan menu layak
kepalaku pening berkunang badan kuyu lemas

mbok e aku lapar
kumemohon dengan lrih nyaris tak terdengar
ya le si mbok juga lapar
jawabnya dengan lebih lirih seraya gemetar

mbok ku tersayang memelukku dengan berlinang
thole makan dengan sega aking serta garam ya
mbok aku ingin dengan menu sambel bawang
oalaaah le mana mampu lagi kita membelinya

di pangkuan si mbok aku tengadah
kunikmati nasi daur ulang dengan syukur
di atas sana berlalu lalang kehidupan mewah
sementara kehidupan kami semakin hancur

le apakah kita mampu menjadi penguasa
tuk bisa bergelimang cabe dan bawang
mbok aku mau menjadi diriku sendiri saja
hidup lebih indah tanpa harus berbuat curang

***

Solo, Jumat, 29 Maret 2013, 08.48
‘salam hangat penuh cinta’
Suko Waspodo
www.sukowaspodo.blogspot.com
Ilustrasi: www.loper-koran.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline