Lihat ke Halaman Asli

Sesal

Diperbarui: 11 Agustus 2015   23:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13933840601496858645

 

menatap dinding kosong terisi bayangmu
tajam menikam netramu hujam nelangsaku
sesalku mengharu biru jiwa mengaduk
tak jua mengerti karsamu membisu

pijar lampu terasa pudar dalam tatap nanar
masihkah pintaku maaf dalam sambutmu
wangi kemuning temani larut malamku
tak mampu hiburku hadapi gundah

nyanyi belalang miris merintih
pedih mengiris rasaku tertindih
sisa hujan membasahi lantai beranda
tak mampu dinginkan sesak dadaku

termangu menatap malam membentuk embun
mampukah redakan cemas tentangmu
banyak tanya menggumpal tanpa jawab
menyumbat pekat kening kian pening

ratri sunyi karib sejati temani aku
renungi diri pahami maksud indahmu
mengikis kesombongan diriku
agar selalu memaknai kebahagiaanmu

maafkan angkuhku yang telah menyakitimu

***
Solo, Selasa, 26 Maret 2013. 00.29
‘salam hangat penuh cinta’
Suko Waspodo
www.sukowaspodo.blogspot.com
Ilustrasi: ArtPics On Fb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline