Lihat ke Halaman Asli

Di Ujung Waktu

Diperbarui: 5 Agustus 2015   16:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13978738681687180884


perih menggores dalam relung hati
teriris ungkapmu tak mau mengerti
mengucur luka dari tulus cinta suci
tertusuk tangkai mawarmu berduri

lama kuberharap wangimu kembang
segarkan hati piluku yang gersang
namun aku bukanlah nyata kumbang
yang mampu nyanyikanmu tembang

panas terik usai berganti rinai hujan
berharap benih cinta tumbuh kesan
kubersimpuh memohon di haribaan
lirih pintaku jangan cinta terceraikan

mengapa racunnya kau anggap madu
lalu engkau campakkan tulus cintaku
dan kau sisakan pekat pahit empedu
tuk membunuh cintaku di ujung waktu

***
Solo, Kamis, 31 Oktober 2013, 18:29
‘salam hangat penuh cinta’
Suko Waspodo
www.sukowaspodo.blogspot.com
Ilustrasi: imgarcade

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline