Lihat ke Halaman Asli

Musim Enggan Berganti

Diperbarui: 5 Agustus 2015   19:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1419144988624007152


kutatap pepohonan kering nan meranggas
rindu akan percik hujan tumbuhkan tunas
kulalui hari dalam persada kian memanas
kapankah hadirmu kesejukan menempias

kukagumi jelitamu dalam khayal merindu
berharap nyata genggam jemari lembutmu
hasrat asmara kian syahdu mengharu biru
menanti jalinan hati tuk jumpa berpadu

mestinya rinai hujan telah sejukkan bumi
namun tak jua hadir sepercik menyirami
akankah gersang kerontang kian menjadi
ditingkah jerit rekah tanah menyayat hati

kumaknai setiap kata untai asa kau ungkap
terbersit keraguanmu akan paduan harap
tak seharusnya ketakutan kian menyekap
bukankah hati kita berdua telah berdekap

dedaunan kian layu haus belaian sejuk air
merunduk sendu rasakan hidup kian getir
haruskah musim enggan berganti tuk hadir
mengeringkan jernih cintaku yang mengalir

wahai sang bayu hembuskan wangi gairah
bawakan nuansa kesejukan hati berpasrah
meski tak pasti kapan musim kan berubah
tetap kujaga cintaku padamu abadi indah

***
Solo, Kamis, 5 Desember 2013, 13:07
‘salam hangat penuh cinta’
Suko Waspodo
www.sukowaspodo.blogspot.com

Ilustrasi: westtisbury-ma




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline