Lihat ke Halaman Asli

Renungan Senja

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1419348169982036421

tahukah kawan tadi aku berjalan pelan
pada titian yang tak curam
teriknya ratapan hati
menanti warna sebentuk pelangi
tiada yang sehati

kucoba memaknai indah hari
merenda waktu merajut sepi
suntuk meraja diriku yang rapuh
seakan jiwaku tak lagi utuh

ada genangan dalam lirih tersayat sipu
hentakkan sebiji saja di sudut tak bertumpu
tanyaku pada kemelut berlarut
yang mulai menyusut

masih adakah makna diriku
sedang menyapa bisik pun aku tak mampu
tercekat oleh segala perilaku semu
kejam mendera diriku tercenung kaku

akankah pupus jilatan rasa ini
sedangkan surya tak lelah menepi
diganggunya diri pada hal yang belum pasti
aku ingin lari namun kakiku terkunci

kuraih mentari yang akan sembunyi
berharap tetap hangat menemani
namun semua hanyalah khayalku belaka
ia perlahan mewarnai jingga cakrawala

segenap jiwa kutuahkan pada masa
selembut sutra kukenangkan seraya cinta

kini jalanan itu mulai tersibak
ilalang pun terkuak serak
titah tapak mulai menyeruak
selayaknya memang bergerak

senja beranjak menyongsong malam
tak ingin batinku kian tercekam
meski kabut lembut menyiram
hatiku hangat tak lagi muram

***
Solo_Bandung, Selasa, 23 Desember 2014
‘salam hangat penuh cinta’
Suko Waspodo & Yulia Yuli
www.sukowaspodo.blogspot.com

IlustrasI: ilmukita86.blogspot.com

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline