Lihat ke Halaman Asli

Suko Waspodo

Pensiunan dan Pekerja Teks Komersial

Demam Musik dalam Bentuk Kaset Kembali Melanda Dunia, Tren Nostalgia atau Gaya Hidup Baru?

Diperbarui: 7 Oktober 2024   09:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Dokpri

Dalam era digital yang didominasi oleh streaming musik dan layanan daring seperti Spotify, Apple Music, dan YouTube, kita menyaksikan sebuah fenomena yang mengejutkan---kembalinya kaset ke panggung utama dunia musik. Generasi yang tumbuh besar dengan kaset sebagai media utama untuk mendengarkan musik mungkin mengenang dengan kehangatan pengalaman tersebut, namun mengapa benda fisik yang dianggap kuno ini kini kembali digemari oleh para penggemar musik di seluruh dunia? Fenomena ini tidak hanya menjadi simbol nostalgia, tetapi juga mencerminkan dinamika baru dalam konsumsi musik dan perubahan cara pandang terhadap media fisik.

Nostalgia yang Diperbarui

Kaset, seperti piringan hitam, membawa rasa nostalgia yang kuat bagi mereka yang tumbuh pada tahun 70-an hingga 90-an. Mendengarkan musik melalui kaset menawarkan sensasi yang berbeda dari mendengarkan lewat media digital. Pengalaman rewinding, fast-forwarding, hingga menukar sisi A dan sisi B adalah bagian dari ritual yang tak tergantikan, memberikan pengalaman lebih personal dan imersif.

Bagi banyak penggemar musik, terutama generasi milenial dan Gen Z yang mungkin tidak pernah mengalami era kaset secara langsung, kaset menghadirkan sesuatu yang 'baru' di tengah kejenuhan konsumsi musik yang serba instan dan tanpa wujud fisik. Mereka menikmati sensasi mendengarkan musik yang lebih "nyata" dan penuh usaha, serta tampilan kaset yang artistik. Koleksi fisik, termasuk kaset, mulai dihargai sebagai artefak seni, bukan sekadar media musik.

Tantangan dan Pesona Media Fisik

Meski kaset memiliki keterbatasan dalam hal kualitas suara dibandingkan format digital atau piringan hitam, keunikan format ini justru menjadi daya tarik tersendiri. Kualitas analog yang "kasar" dan tidak sempurna menciptakan pengalaman mendengarkan yang lebih autentik bagi beberapa orang. Kesadaran akan keunikan media ini membuat kaset lebih dari sekadar alat untuk mendengarkan musik---kaset menjadi objek koleksi yang dihargai.

Selain itu, ada faktor eksklusivitas. Banyak band indie dan artis baru mulai merilis album dalam bentuk kaset dengan edisi terbatas, menjadikannya item yang sangat dicari oleh para kolektor. Ini menciptakan sensasi kelangkaan dan prestise, yang memberi nilai tambah bagi penggemar yang memiliki kaset artis favorit mereka.

Pendorong Utama: Budaya Indie dan Artis Baru

Kebangkitan kaset juga didorong oleh musisi indie yang menemukan media ini sebagai cara untuk mengekspresikan diri dan terhubung dengan penggemar secara lebih personal. Biaya produksi kaset yang relatif rendah memungkinkan mereka untuk menawarkan produk fisik yang dapat dikoleksi tanpa perlu memproduksi dalam skala besar seperti piringan hitam.

Selain itu, kaset menciptakan nuansa eksperimental dan DIY (do-it-yourself) yang sangat identik dengan kultur indie. Para artis bisa lebih bebas merancang visual dan desain kaset, memberikan pengalaman yang lebih personal kepada penggemar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline