di persimpangan jalan bangsa berdiri
di mana harapan dan takut bersua
demokrasi, ibunda yang mengasuh nurani
atau anarki, badai yang meruntuhkan asa
di setiap suara yang bebas bergema
ada kebebasan yang berbalut rindu
namun dalam kebebasan tanpa arah
tersembunyi anarki yang menggigit sendu
demokrasi, bintang yang memandu malam
cahaya lembut di lautan gelisah
menyatukan jiwa dalam kebersamaan
membingkai perbedaan dalam cinta
anarki, angin liar tak bertepi
mengoyak kain tenun masyarakat
merobek persatuan yang pernah ada
menyisakan luka tanpa makna
pilihlah, wahai jiwa yang terjaga
apakah kau akan merangkul terang
atau tenggelam dalam gelap yang hampa
mencari akhir di lautan tak menentu
demokrasi, janji yang menghidupkan
memberi sayap pada mimpi yang tertahan
anarki, pecahan kaca yang mengiris
menebar serpihan di jalan yang sunyi
di persimpangan ini kita berdiri
menatap masa depan yang belum pasti
demokrasi atau anarki
pilihan ada di hati nurani
***
Solo, Jumat, 30 Agustus 2024. 7:31 pm
Suko Waspodo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H