Di tepi senja yang merona, aku pandang langit, indahnya memesona. Bibirnya merah, senyum yang menggoda, menyapa hati, damai yang tercipta.
Di hamparan awan, pelangi terbentang, warna-warni indah, menyapa hati yang hening. Namun di balik itu, ada getir yang tersimpan, rahasia alam, tak terbaca oleh akal manusia.
Dalam redup senja, aku berpikir, tentang hidup yang singkat, tentang mimpi yang tercipta. Mengalir seperti air, tak dapat kugapai, seperti burung-burung, bebas melayang di angkasa.
Akhir hari menjelang, langit mulai gelap, bintang-bintang menyala, menari di langit malam. Aku pun terdiam, merenung dalam sendu, menghadapi keheningan, dalam ruang kesunyian.
Namun dalam kegelapan, ada cahaya yang menyinari, harapan yang tersembunyi, menyambut pagi yang kembali. Meski malam datang, siang pun akan menjelma, di setiap akhir hari, ada awal yang tersimpan.
Akhirnya, dalam redup senja yang merona, aku menemukan arti, dalam setiap detik yang berlalu. Hidup adalah perjalanan, dari senja ke senja, menuju akhir yang tak terjangkau, menuju keabadian.
***
Solo, Minggu, 11 Februari 2024. 5:29 pm
Suko Waspodo