di ufuk senja yang meredup
gerimis menari lembut di langit
menyapa bumi dengan pelukan syahdu
membawa aroma rindu yang terpendam.
sinar senja merayap perlahan
menyentuh daun-daun yang bergeming
seperti jemari halus yang mengelus
mengundang kenangan yang terlupakan
menghadirkan rindu yang terpendam
dalam tetesan gerimis yang lembut
seakan bait-bait puisi yang terukir
di lembaran langit yang penuh warna
cerita cinta terpahat indah
dalam temaram senja yang sendu
gerimis menari, mengungkapkan
rindu yang tumbuh di relung hati
menghilangkan sepi dengan kerinduan
seiring gerimis yang turun perlahan
dalam senja yang memeluk hangat
terukirlah puisi cinta yang abadi
di sela-sela rintik gerimis senja
terbawa oleh angin yang berbisik
rindu datang, menghampiri langkah
menghadirkan kenangan yang terlukis
janganlah engkau berlalu begitu saja
gerimis senja, saksi bisu cinta suci
biarkan rindu tumbuh dan mekar
seperti bunga mekar di musim semi
kini senja pun beranjak pergi perlahan
gerimis berhenti, mengakhiri tariannya
namun rindu tetap abadi, mengalir
seperti sungai yang tak pernah kering
***
Solo, Sabtu, 2 Desember 2023. 5:11 pm
Suko Waspodo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H