Lihat ke Halaman Asli

Suko Waspodo

Pensiunan

Simbiosis Persepsi dan Kognisi

Diperbarui: 28 Oktober 2023   14:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Neuroscience News 

Simbiosis persepsi dan kognisi mengacu pada hubungan yang erat dan saling berhubungan antara proses persepsi dan kognisi pada manusia. Persepsi adalah proses di mana kita menafsirkan dan memahami informasi sensorik dari lingkungan, sedangkan kognisi mencakup berbagai proses mental seperti berpikir, pemecahan masalah, ingatan, dan pengambilan keputusan. Kedua proses ini tidak terpisah namun bekerja sama untuk membantu kita memahami dan berinteraksi dengan dunia di sekitar kita. Berikut adalah beberapa poin penting mengenai simbiosis persepsi dan kognisi:

Persepsi sebagai Landasan: Persepsi berfungsi sebagai landasan kognisi. Informasi yang dikumpulkan melalui indera kita (penglihatan, pendengaran, sentuhan, rasa, dan penciuman) menyediakan data mentah yang diproses dan diintegrasikan oleh kognisi. Tanpa persepsi yang akurat dan bermakna, kognisi akan kekurangan masukan yang diperlukan agar dapat berfungsi secara efektif.

Pemrosesan Top-Down dan Bottom-Up: Interaksi antara persepsi dan kognisi melibatkan pemrosesan top-down dan bottom-up. Pemrosesan top-down mengacu pada pengaruh pengetahuan sebelumnya, ekspektasi, dan proses kognitif terhadap cara kita memahami dan menafsirkan informasi sensorik. Pemrosesan dari bawah ke atas, di sisi lain, adalah aliran informasi dari masukan sensorik ke proses kognitif tingkat yang lebih tinggi.

Persepsi Mempengaruhi Kognisi: Pengalaman persepsi kita mempengaruhi proses kognitif kita. Misalnya, cara kita memandang dan mengkategorikan objek di lingkungan kita dapat memengaruhi kemampuan kita dalam bernalar, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Bias dan kesalahan persepsi dapat menyebabkan bias dan kesalahan kognitif.

Kognisi Membentuk Persepsi: Kognisi juga memainkan peran penting dalam membentuk persepsi kita. Keyakinan, tujuan, dan fokus perhatian kita dapat memengaruhi cara kita memandang dunia. Misalnya, ketika kita mencari objek tertentu di ruangan yang ramai, tujuan kognitif kita dapat memengaruhi apa yang kita perhatikan dan cara kita menafsirkan masukan sensorik.

Integrasi Multisensori: Otak mampu mengintegrasikan informasi dari berbagai modalitas sensorik, seperti menggabungkan isyarat visual dan pendengaran. Integrasi ini merupakan proses kognitif yang memungkinkan kita menciptakan pemahaman yang koheren dan komprehensif tentang lingkungan kita.

Pembelajaran Perseptual: Saat kita memperoleh lebih banyak pengetahuan dan pengalaman kognitif, persepsi kita bisa menjadi lebih halus. Ini dikenal sebagai pembelajaran persepsi. Misalnya, seorang ahli di bidang tertentu mungkin memahami dan menafsirkan informasi yang relevan secara berbeda dibandingkan seorang pemula karena keahlian kognitifnya.

Putaran Umpan Balik: Hubungan antara persepsi dan kognisi membentuk putaran umpan balik. Saat kita memahami dan berinteraksi dengan dunia, proses kognitif kita terus memperbarui dan menyempurnakan ekspektasi dan interpretasi kita, yang pada gilirannya membentuk pengalaman persepsi di masa depan.

Memahami simbiosis persepsi dan kognisi sangat penting untuk bidang-bidang seperti psikologi, ilmu saraf, dan interaksi manusia-komputer. Hal ini menyoroti kompleksitas dan saling ketergantungan dari dua proses mendasar ini, yang bersama-sama memungkinkan kita memahami dunia dan menavigasi kehidupan kita sehari-hari.

***
Solo, Sabtu, 28 Oktober 2023. 1:24 pm
Suko Waspodo




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline