Lihat ke Halaman Asli

Suko Waspodo

bukan penulis

Keterbatasan

Diperbarui: 23 September 2020   10:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustr: 1stDibs.com

manakala kita memperhatikan pancaran cahaya
itu tertuangkan kelimpahan ke siapa saja tanpa seleksi
ke setiap sudut dan celah tak digantung atau tersembunyi
ketika kita luangkan waktu tuk mencermatinya

bahwa kerangka burung tak bersuara mengerikan terhadap cahaya
namun berlutut rendah dalam terang seperti dalam kesaksian
tatkala kita mempertimbangkan pancaran cahaya
yang mungkin akan terkesan paling bersalah

membanting hati tercekat dan menanggung sendiri
tak tersentak menjadi tersamar atau gelap
tatkala kita mempertimbangkan kelimpahan
sumber daya seperti menerangi cahaya biru

tubuh serta sayap lalat emas bertebaran mengepung yang dibuang
pembantaian alami atau gulungan kotoran
dan dalam tiada cara menang dari badai kedermawanannya
ketika kita selalu memperhatikan

udara atau ruang hampa udara
salju atau serpih
cumi atau serigala
mawar atau lumut
masing-masing diterima
menjadi cahaya sebanyak yang dibutuhkan
lalu hati, orang itu berdiri dan melihat

daun tidak bertumbuh sendiri di atas rumput
dan gelap karya sel-sel terdalam
adalah selaras dengan semak-semak
dan ketakutan yang diterangi
oleh begitu banyaknya pujian yang begitu tenang

***
Solo, Rabu, 23 September 2020. 10:02 am
'salam hijau penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline