Lihat ke Halaman Asli

Suko Waspodo

bukan penulis

Puisi | Emas Bukanlah Perak

Diperbarui: 24 November 2019   07:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustr: oncallvirtualsolutions.online

debu harus kembali
malam punya hari
seperti langit di surga
malam telah jatuh
ke dalam kegelapan

udara bertiup
ke ketinggian tertinggi
gelombang kembali ke pantai
saat gunung yang tinggi
terlihat di dasar laut
burung-burung itu bernyanyi

manusia harus menemukan
pencapaian hidup yang dibawanya
saat bunga-bunga itu mekar
alirannya mengalir
ke sungai mengamuk

lahir tawa itu
dengan rasa sakit
yang ditawarkannya
saat hadiah itu terasa
si manis bersukacita
di lingkaran tengah

membawa saat engkau memberi
hati yang bertahan
untuk tawa yang lewat
buat yang terbaik
untuk semua yang engkau ambil
semuanya hanya palsu
untuk apa yang engkau buat

sukacita yang engkau dengar
adalah apa yang engkau ketahui
semuanya baru
di mana semuanya
akan menjadi untukmu

saat itu benar
waktu dibuat
hari-hari dihitung
dalam kehidupan kelahiran
sudah mulai
jalani yang terbaik
dan Tuhan ambil sisanya

udara hanyalah napas
yang pada akhirnya akan kita lewati
bersihkan hati yang paling murni
jiwalah yang bertahan
karena emas bukanlah perak
dan segalanya akan berubah
menjadi debu

***
Solo, Minggu, 24 November 2019. 6:18 am
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko
pepnews

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline