Magelang (26/1/2024)-Kegiatan Perajin pandai besi yang sering beraktivitas dengan penempaan,pembentukan logam serta pembakaran sangat beresiko tinggi terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) tidak bisa dianggap remeh. Setiap langkah di dalam lingkungan kerja pandai besi penuh dengan potensi bahaya,mulai dari panasnya api tempa hingga resiko terkena serpihan logam yang panas.
pendataan Inventaris K3 dan pencerdasan k3 ke perajin Pandai Besi/dokpri
Dalam rangka kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim 1 Universitas Diponegoro bertempat di Desa Daseh, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang tahun 2024, Suko Mulyono, seorang mahasiswa jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro melakuan observasi kepada perajin Pandai Besi di Dusun Grayam, Desa Daseh yang bernama Bapak Dahroni tentang cara kerja,pembuatan,dan lingkungan kerja.
Serta melakukan wawancara terhadap Bapak Dahroni dan melakukan pendataan Inventaris K3, hasil dari observasi dan wawancara dapat disimpulkan bahwa Bapak Dahroni sering mengalami kecelakaa kerja dan minimnya Alat Pelindung Diri (APD) saat melakukan penempaan logam.
Maka dari wawancara tersebut dalam upaya meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) maka mahasiswa KKN memberikan pencerdasan terhadap pentingnya K3 serta pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) yang kurang dari hasil pendataan Inventaris.
Yaitu berupa Kacamata Kerja,Apron serta Sarung tangan Kerja dan pembuatan poster tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang diserahkan langsung ke Bapak Dahroni selaku perajin Pandai Besi Dusun Grayam, Desa Daseh.
penyerahan APD dan Poster K3/dokpri
Penulis : Suko Mulyono -- Teknik Mesin/ Fakultas Teknik
NIM : 21050120140155
DPL : Nikie Astorina Yunita Dewanti., S.KM., M.Kes