Lihat ke Halaman Asli

sukma widi

Mahasiswa universitas Airlangga

Strategi Swasembada Pangan Hasil Pertanian dalam Menghadapi Permasalahan Ekonomi di Masa Pandemi Covid-19

Diperbarui: 5 Juni 2022   20:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pendahuluan

Geostrategi yakni strategi yang digunakan bangsa untuk memajukan negara atau mencapai tujuan dengan dengan memanfaatkan kondisi geografis dari negara itu sendiri, sehingga melakukan pemanfaatan berdasarkan pada letak negara, kondisi permukaan geografis negara, luas negara dan faktor lain menurut geografis negara itu. Strategi pemanfaatan potensi negara pada saat ini mengalami hambatan dan tantangan karena adanya pandemi covid 19 (Nasution et al., 2020). Tantangan akibat pandemi covid 19 ini hampir terjadi di semua bidang, baik bidang kesehatan, bidang perekonomian, bidang sosial, dan bidang lainnya yang saling mempengaruhi kondisi negara saat ini. Oleh karenanya diperlukan strategi khusus dengan melihat pada potensi geografis Indonesia dalam menghadapi permasalahan ekonomi pada pandemi covid-19.

Pembahasan/isi tulisan

Strategi khusus yang dapat dilakukan dengan melihat potensi geografi Indonesia yakni dengan mengembangkan potensi agraris Indonesia. Strategi ini dilakukan dengan melihat bahwa letak geografis Indonesia yang berada di wilayah tropis, sehingga cocok untuk agraris karena memiliki tanah yang subur serta cuaca dan iklim yang mendukung. Selain itu, hasil dari pengelolaan sektor agraris juga paling minim terdampak covid 19, karena wilayahnya di perdesaan yang berlahan luas sehingga tingkat penyebaran covid 19 menjadi lebih rendah.

Salah satu hal yang mempengaruhi perekonomian di Indonesia pada masa pandemi yakni kebijakan pemerintah mengenai pembatasan sosial di banyak daerah. Kebijakan ini menyebabkan permintaan akan barang menjadi menurun karena pendapatan atau ekonomi masyarakat juga mengalami penurun secara signifikan. Penurunan permintaan ini pun berdampak pada beberapa komoditas tanaman hasil pertanian, terutama permintaan pada komoditas bukan makanan pokok seperti halnya sayuran yang memiliki banyak jenis dan dapat digantikan oleh jenis lainnya (Azimah et al., 2020). Berbeda dengan harga beras yang permintaan dan harganya stabil. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa permasalahan utama petani Indonesia adalah mengenai ketidakstabilan harga pasar.

Permasalahan mengenai ketidakstabilan harga pasar yang dapat membuat petani merugi harus diperhatikan oleh pemerintah. Pada kondisi pandemi saat ini pemerintah perlu melakukan beberapa upaya dan kebijakan untuk membantu terwujudnya kestabilan harga, seperti tidak menghambat usaha pengirim barang pada daerah yang membutuhkan hasil pertanian lebih banyak seperti wilayah DKI Jakarta sehingga harganya menjadi stabil. Selain itu, pemerintah perlu mengusahakan agar produksi hasil pertanian oleh petani mencukupi kebutuhan dalam negeri, sehingga mencegah kebijakan impor yang juga berdampak terhadap turunnya harga pasar. Usaha-usaha pemberdayaan petani, seperti pelatihan, pendampingan, dan bantuan sarana pertanian kepada petani miskin perlu dioptimalkan. Pemberdayaan ini perlu dilakukan sehingga petani Indonesia mengetahui cara bertani yang minim resiko, baik resiko atas terjadinya gagal panen maupun panen raya di harga murah (Sadono, 2008).

Strategi yang perlu dilakukan untuk mendukung petani lainnya adalah dengan menguatkan sarana yang digunakan dalam pertanian. Sarana yang digunakan dalam pertanian salah satunya yakni pupuk. Pemerintah dapat mendukung usaha ketersediaan pupuk bagi petani dengan cara membangun sentra-sentra pupuk organik yang dikelola langsung oleh petani (Suradisastra, 2008). Begitu Dengan demikian, petani dapat secara mandiri memenuhi kebutuhan pupuk pertanian.

Strategi dan kebijakan pemerintah yang berpihak pada petani juga termasuk dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan Indonesia. Mengingat bahwa negara Indonesia meskipun memiliki wilayah yang cocok untuk agraris masih memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi pada negara lain dengan selalu mengimpor komoditas, namun memberikan efek murahnya harga komoditas pertanian oleh produk lokal sendiri. Dengan strategi ini, maka akan menjadi peluang bagi Indonesia untuk mencoba keluar dari permasalahan tersebut dan mewujudkan cita cita swasembada pangan. 

Dengan pemerintah ikut andil dalam menstabilkan harga komoditas pertanian, maka perekonomian para petani akan menjadi lebih stabil. Ketidakstabilan pendapatan yang didapatkan oleh petani ini menyebabkan salah satu faktor pendorong semakin berkurangnya luas lahan pertanian dan tergantikan oleh industri. Sedangkan pada masa krisis seperti ini akan semakin terasa bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi ketahanan nasional agar negara bisa lebih mandiri, penyumbang lapangan pekerjaan, dan sumber pemenuhan pangan nasional.

Penutup

Dengan melihat potensi di Indonesia pada masa kritis seperti saat ini, maka dapat dikatakan bahwa negara Indonesia memiliki banyak potensi untuk tetap mempertahankan keberlangsungan negara tetap stabil melalui sumber daya yang dimiliki negaranya yang telah ada secara alami. Bahkan jika keadaan dunia telah kembali menjadi normal, kedua hal ini jika terus dilanjutkan maka Indonesia dapat berpotensi untuk mewujudkan swasembada pangan, bahkan menjadi pengekspor besar kepada negara lain. Perlu diperhatikan bahwa kebijakan pengembangan oleh pemerintah harus melibatkan rakyat secara penuh di dalamnya, seperti pengikutsertaan masyarakat dalam pengawasan kebijakan, saran dalam pembentukan kebijakan dan peran peran masyarakat lainnya. Hal ini dilakukan agar strategi yang dilangsungkan tidak mengalami penyimpangan oleh pemerintah seperti terjadinya korupsi, maupun kebijakan yang dibuat justru merugikan rakyat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline