Perubahan zaman dan tren kehidupan bukanlah suatu yang dapat dihindari. Manusia mulai banyak berubah dengan berbagai tuntutan dan perkembangan teknologi pada dewasa ini. Dalam proses perubahan zaman, manusia dituntut untuk bisa beradaptasi dengan baik dengan lingkungannya. Akan tetapi tidak sedikit orang yang pada akhirnya mengalami kelelahan dalam proses beradaptasi hingga akhirnya mengalami burn out.
Berbagai cara bisa dilakukan untuk mengurangi burn out dan kembali lagi menjadi lebih bugar. Salah satunya adalah dengan memberikan waktu kepada diri sendiri. Memberikan waktu untuk diri sendiri memiliki berbagai macam bentuk, bisa dengan menikmati hobi, beribadah dengan lebih rajin dan berwisata. Adapun kegiatan wisata yang dapat dilakukan sangat beragam, sesuai dengan minat dari seseorang yang akan melakukan kegiatan wisata.
Pendapat di atas sangat sejalan dengan pernyataan bahwa, kegiatan berwisata merupakan kegiatan eskapisme dari rutinitas sehari-hari. Salah satu sifat kegiatan pariwisata yang bersifat eskapisme menjadikan kegiatan ini merupakan kegiatan yang seharusnya dapat membantu wisatawan dalam mengembalikan atau menyegarkan kondisi mental dan spiritual yang jenuh dari rutinitas. Pariwisata digadang-gadang sebagai kegiatan yang tidak hanya menguntungkan bagi destinasi wisata, tetapi juga bagi wisatawan yang mencari alternatif suasana dari hiruk pikuk kehidupan yang dijalaninya.
Seiring dengan perkembangan zaman, berbagai jenis pariwisata perlahan-lahan mulai muncul. Yang tadinya pariwisata hanya digolongkan menjadi beberapa kategori besar saja, saat ini pariwisata sudah banyak digolongkan menjadi berbagai macam jenis atraksi wisata sesuai dengan minat dari wisatawan tersebut. Awalnya pariwisata dikenal dengan pariwisata dengan basis alam atau budaya. Kemudian berkembang menjadi wisata adventure, geowisata, ekowisata, wisata arsitektur, wisata spiritual, wisata religi, wisata sejarah, dan lain sebagainya.
Salah satu jenis wisata yang menarik dan berkaitan dengan isu kelelahan serta kesehatan mental adalah wisata spiritual. Wisata spiritual merupakan jenis wisata yang wisatawannya memiliki motivasi spiritual. Pada wisata ini dapat menggunakan dua media, yakni media alam dan media buatan. Pariwisata spiritual tidak hanya dapat dilakukan di tempat-tempat beribadah dengan melakukan berbagai ritual yang mendekatkan diri dengan pencipta, akan tetapi, wisata spiritual juga erat kaitannya dengan alam yang dapat memberikan kedamaian secara spiritual.
Praktik pariwisata spiritual, wisata religi, wisata ziarah, dan wisata budaya terkadang disamaratakan, meskipun sebenarnya jenis wisata tersebut memiliki perbedaan yang cukup jelas. Persamaan yang melekat ada jenis-jenis wisata tersebut adalah berkaitan dengan dampak terhadap jiwa dan pengalaman dari wisatawan. Akan tetapi terdapat perbedaan pada jenis destinasi yang dikunjungi dan motivasi wisatawan yang berkunjung pada jenis-jenis wisata di atas.
Jika dilihat dari jenis atraksi yang dapat dilakukan pada kegiatan wisata spiritual, wisatawan spiritual dapat melakukan perenungan diri sambil dengan hanya duduk di tempat yang disediakan, memeluk pohon, bahkan melakukan kegiatan ritual mandi. Contoh dari wisata spiritual adalah menikmaiti alam, memeluk pohon, dan melukat (kegiatan ritual yang ada di Bali).
Potensi wisata spiritual yang ada di Indonesia sebenarnya sangat banyak. Meskipun saling beririsan atara satu sama lain dengan jenis wisata religi, wisata ziarah dan jenis wisata lainnya. Akan tetapi wisata spiritual dapat dilakukan di berbagai tempat ibdah, pemakaman, atau bahkan di alam. Keberagaman jenis destinasi yang juga saling tumpang tindih dengan jenis wisata minat khusus ini yang pada akhirnya menyulitkan dalam mengidentifikasi wisatawan yang berkunjung.
Ada pun contoh dari kegiatan wisata spiritual yang dilakukan di tempat ibadah adalah dengan mengunjungi masjid, gereja, wihara, dan klenteng, dengan tujuan untuk mendapatkan ketenangan spiritual, meskipun kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan bukan merupakan kegiatan peribadatan. Kegiatan wisata spiritual yang dilakukan di pemakaman banyak di lakukan oleh masyarakat muslim di Indonesia, mereka senang mengunjungi pemakaman-pemakaman tokoh yang memilik pengaruh tertentu untuk berdoa dan pendapatkan ketenangan, ada juga yang dapat ke tempat-tempat tersebut dengan hanya untuk berdiam diri dan mendapatkan berkah serta ketenangan tanpa melakukan doa.
Wisata spiritual yang dilakukan di alam mulai muncul seiring berjalannya waktu dan tren dengan memeluk pohon. Kegiatan memeluk pohon ini, merupakan salah satu kegiatan yang melambangkan kesatuan manusia dengan alam, serta merupakan kegiatan relaksasi. Di samping hal tersebut, tren yang terjadi pada wisata spiritual adalah melakukan melukat di alam terbuka dengan didampingi oleh pemangku adat. Kegiatan wisata spiritual berupa melukat yang dapat dilakukan oleh berbagai wisatawan lintas agama, budaya, dan negara ini menjadi salah satu kegiatan pariwisata spiritual yang diminati pada masa pandemi. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena masa pandemi memberikan efek yang luar biasa pada kondisi mental dan spiritual masyarakat dunia, bahkan hingga saat ini.
Meskipun pada akhirnya kegiatan wisatta spiritual ini tidak dapat lepas dari kegiatan wisata religi dan masih bisa beririsan dengan jenis wisata lainnya, wisata spiritual selalu punya penikmatnya tersendiri. Wisata spiritual adalah salah satu jenis wisata yang dapat dipilih untuk melakukan eskapisme di padatnya dunia modern saat ini.