Lihat ke Halaman Asli

Sukma Wati

Mahasiswa Ummat

Kisah Usang Anak SD

Diperbarui: 13 Desember 2022   23:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi hari ini sangat cerah aku berjalan-jalan sembari mendengar musik dari headshetku kebetulan jalanan itu melewati SDN 1 Nagekeo  yang merupakan tempat aku bersekolah dulu. 

Dari jalanan itu tepatnya di depan  pintu gerbang saya mendengar anak-anak berdoa sebelum belajar  dan memberi salam kemudian mereka  menyambut gurunya di kelas dengan penuh semangat untuk menerima pelajaran. seketika saya berhenti sejenak dan mengingat kembali kisah usang masa-masa sekolah di SD bersama teman-temanku.

Aku teringat sama temanku sejak TK hingga SD aku selalu bersamanya anaknya cerdas, pintar, sopan dan baik hati. apa yang diucapkan oleh guru dan orangtua nya selalu dia turuti. Temanku ini sebut saja namanya Ayi dia adalah anak seorang petani dan ibunya bekerja mengurus rumah tangga kedua orang tuanya hanya tamatan SD. Kebetulan rumahnya dekat sama aku.

Seperti yang kita ketahui ibu adalah madrasah pertama yang mendidik anak-anaknya dan itu saya amati pada ibunya Ayi. Ibunya Ayi selalu menyempatkan waktunya untuk Ayi agar bisa belajar dengannya. Pada saat Ayi sudah mulai sekolah di SDN 1 Nagekeo dan menginjakkan kakinya di  kelas 1, ibu Ayi mengambil langkah pertama pembelajaran yaitu, menulis, membaca, dan menghitung. Ketiga pembelajaran tersebut merupakan hal yang paling mendasar ketika belajar di SD sepengetahuannya aku sih. 

Setiap malam,  setelah selesai makan malam aktivitas selanjutnya adalah belajar ibunya memberikan tulisan, teks, gambar Alfhabet, dan angka sebagai bahan ajarnya untuk Ayi latihan membaca, menulis, dan menghitung. Aku selalu mendengar Ayi dan ibunya pada saat belajar.  

Karena ketekunan dari ibunya Ayi setelah beberapa bulan belajar bersama ibunya akhirnya Ayi bisa membaca walaupun masih terbata-bata. Namun Ayi masi belum bisa menghitung, itu yang menjadi kesulitannya. Untuk menulis Ayi sudah bisa sejak TK.  Patut diacungi jempol nih buat ibunya Ayi meskipun hanya tamatan SD ibunya Ayi bisa mendidk anak nya loh.

Di kelas Ayi anaknya pendiam tetapi kalau soal pelajaran yang Ayi paham pasti dia sangat aktif. Ayi sangat suka dengan pelajaran IPA. Sayangnya Ayi masi kurang paham dalam soal hitung menghitung kuhususnya di pelajaran matematika nilainya pasti rendah. Gurunya sering menasehati untuk Ayi agar belajar harus lebih ditekuni. 

Gurunya atau biasa disapa ibu Ani telah melakukan usahanya dengan memberikan soal-soal agar Ayi bisa banyak latihan di Rumah. Ibu ani juga memberitahukan kepada ibunya Ayi tentang perkembangan belajar Ayi didalam kelas, dan bertanya-tanya sedikit mengenai Ayi ketika di Rumah.

Setelah beberapa bulan bersekolah tibalah saatnya penilaian semester ganjil atau ujian. Sebelumnya Ibu ani telah memberitahuku, Ayi, dan teman-teman di kelas bahwa minggu depan akan diadakan ujian penilaian semester ganjil. 

Pada saat pulang dari sekolah aku dan Ayi berbincang-bincang mengenai ujian minggu depan. Sembari aku melihat wajahnya Ayi yang masih kepikiran dengan mata pelajaran matematika yang belum ia paham. Akupun memberi saran untuknya agar kami belajar bersama-sama dan didampingi oleh ibunya. Ayi menerima saranku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline